http://btemplates.com/download/4693/

Selasa, 26 Mei 2015

Burung Rajawali


Burung rajawali malah menantikan datangnya badai. Dia akan mengembangkan sayapnya, memperhatikan dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan menghadapinya dan menggunakan badai itu untuk melambung tinggi. Burung rajawali tidak mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan sayapnya.

Burung rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam. Ayam atau anak ayam penciumannya tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribut berkotek-kotek, menciap-ciap, bingung lari kesana kemari, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya mencari tempat persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai datang mereka bisa menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi victim badai. Lain dengan
burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi menjadi victor, pemenang, terbang mengatasi badai.

Ciri apa lagi yang dimiliki burung rajawali?

Ia menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat sadar bahwa kekuatan sayapnya mulai berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari tempat yang tinggi di atas bukit batu.

Burung Walet Sarang


Walet sarang-putih (bahasa Latin = Collocalia fuciphaga) adalah spesies burung dari keluarga Apodidae, dari genus Collocalia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga kecil yang memiliki habitat di umum terdapat di semua tempat, tersebar sampai ketinggian 2.800 m dpl.

Ciri-ciri
Walet sarang-putih memiliki tubuh berukuran agak kecil (12 cm). Tubuh bagian atas coklat kehitaman. Tunggir coklat atau abu-abu pucat (Jawa), atau coklat tua (Sumatera, Kalimantan, ras vestita). Ekor sedikit menggarpu. Tubuh bagian bawah coklat. Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam. Hampir sulit dibedakan dengan W. sarang-hitam, W. sarang-lumut, dan W. gunung, kecuali dalam sarang.

Sarang berupa air liur pada celah batu karang atau gua. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir.

Penyebaran
Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Sunda Besar.
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.

Minggu, 24 Mei 2015

Ikan Maskoki


Ikan mas koki merupakan salah satu jenis ikan pajangan yang sangat populer. Banyak penggemar jenis ikan mas koki karena melihat tubuhnya yang aneh dan sulit digambarkan sehingga banyak orang mengatakan sebagai fantastik! Ikan mas koki ini termasuk ikan yang lamban geraknya sehingga  di dalam akuarium sering menjadi korban bulan-bulanan ikan lainnya.
Sebenarnya jenis ikan mas koki yang asli tidaklah semenarik ikan mas koki yang kita kenal sehari hari. Ikan mas koki bentuk dasarnya tidak berbeda dengan ikan mas koki biasa. Daya tariknya hanya terletak pada warna merah menyala yang membentang dari pangkal ekor sampai leher.

Tetapi, secara keseluruhan bentuk dan warnanya tidak berbeda dengan ikan mas pada umumnya. Ikan mas ini disebut juga dengan nama goldfish. Dan, di dalam sebuah akuarium, ikan mas koki terlihat begitu elok sebagaimana namanya goldfish (ikan mas).
Dan, keistimewaan yang paling menarik dari jenis ikan mas koki adalah bentuk strainnya yang jauh berbeda dengan ikan mas koki aslinya. Sampai sekarang ini, di negeri China telah banyak dihasilkan strain strain baru dari ikan mas koki ini.
Bahkan seorang ilmuwan China, yaitu Shisan Chen mengatakan bahwa sampai sekarang ada sekitar 126 strain baru yang benar-benar lain dari aslinya. Dan, memang negara China dan Jepang adalah dua negara yang paling getol menciptakan strain baru berbagai macam ikan.

Kecoa / Lipas


Keberadaan kecoa atau lipas di muka bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Di dalam pengelompokkan makhluk hidup (taksonomi), dahulu lipas sering dikelompokkan dengan belalang dan cengkerik (Ordo Orthoptera). Akan tetapi sekarang lipas menjadi kelompok tersendiri yaitu Ordo Dictyoptera atau Blattaria.  Lipas diduga masih kerabat dengan rayap atau termites. Hidup kecoa selalu dikaitkan dengan sanitasi dalam kehidupan manusia, ternak dan hewan yang berdekatan dengan manusia (sinantropik),

Jenis-jenis lipas yang paling banyak terdapat di lingkungan permukiman adalah Periplaneta americana (kecoa amerika) dan Blatella germanica (kecoa jerman). Selain itu masih banyak jenis-jenis lainnya, seperti Periplaneta australasiae (kecoa australia), P. brunnea (kecoa coklat), Neostylopyga rombifolia, Nauphoeta cinerea dan Symploce sp, meskipun keberadaannya jarang.

Lobster

Menurut Spence (1989), lobster terdiri dari kepala dan thorax yang tertutup oleh karapas dan memiliki abdomen yang terdiri dari enam segmen. Karakteristik yang paling mudah untuk mengenali lobster adalah adanya capit (chelae) besar yang pinggirnya bergerigi tajam yang dimiliki lobster untuk menyobek dan juga menghancurkan makanannya. Udang karang mudah dikenal karena bentuknya yang besar dibanding dengan udang niaga lainnya. Isnansetyo dan Yuspanani (1993) memberikan gambaran morfologi udang karang, yaitu mempunyai bentuk badan memanjang, silindris, kepala besar ditutupi oleh capace berbentuk silindris, keras, tebal dan bergerigi. Mempunyai antenna besar dan panjang menyerupai cambuk, dengan rostum kecil. Pada udang barong betina endopod pada pleopod II tanpa appendix interna/stylamblys. Muljanah et. al. (1994) menyatakan bahwa, lobster secara umum memiliki tubuh yang berkulit sangat keras dan tebal, terutama di bagian kepala, yang ditutupi oleh duri-duri besar dan kecil. Mata lobster agak tersembunyi di bawah cangkang ruas abdomen yang ujungnya berduri tajam dan kuat. Lobster memiliki dua pasang antena, yang pertama kecil dan ujungnya bercabang dua, disebut juga sebagai kumis. Antena kedua sangat keras dan panjang dengan pangkal antena besar kokoh dan ditutupi duri-duri tajam, sedangkan ekornya melebar seperti kipas. Warna lobster bervariasi tergantung jenisnya, pola-pola duri di kepala, dan warna lobster biasanya dapat dijadikan tanda spesifik jenis lobster.

Perkutut Jawa

Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian dan serangga.

Tapir Asia

Tapir Asia (Tapirus indicus) adalah salah satu jenis tapir. Tapir Asia merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir dan satu-satunya yang berasal dari Asia. Nama ilmiahnya indicus merujuk pada Hindia Timur, yaitu habitat alami jenis ini. Di Sumatra tapir umumnya disebut tenuk or seladang, gindol, babi alu, kuda ayer, kuda rimbu, kuda arau, marba, cipan, dan sipan.