Selasa, 26 Mei 2015
Burung Rajawali
Burung rajawali malah menantikan datangnya badai. Dia akan mengembangkan sayapnya, memperhatikan dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan menghadapinya dan menggunakan badai itu untuk melambung tinggi. Burung rajawali tidak mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan sayapnya.
Burung rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam. Ayam atau anak ayam penciumannya tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribut berkotek-kotek, menciap-ciap, bingung lari kesana kemari, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya mencari tempat persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai datang mereka bisa menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi victim badai. Lain dengan
burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi menjadi victor, pemenang, terbang mengatasi badai.
Ciri apa lagi yang dimiliki burung rajawali?
Ia menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat sadar bahwa kekuatan sayapnya mulai berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari tempat yang tinggi di atas bukit batu.
Burung Walet Sarang
Walet sarang-putih (bahasa Latin = Collocalia fuciphaga) adalah spesies burung dari keluarga Apodidae, dari genus Collocalia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga kecil yang memiliki habitat di umum terdapat di semua tempat, tersebar sampai ketinggian 2.800 m dpl.
Ciri-ciri
Walet sarang-putih memiliki tubuh berukuran agak kecil (12 cm). Tubuh bagian atas coklat kehitaman. Tunggir coklat atau abu-abu pucat (Jawa), atau coklat tua (Sumatera, Kalimantan, ras vestita). Ekor sedikit menggarpu. Tubuh bagian bawah coklat. Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam. Hampir sulit dibedakan dengan W. sarang-hitam, W. sarang-lumut, dan W. gunung, kecuali dalam sarang.
Sarang berupa air liur pada celah batu karang atau gua. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir.
Penyebaran
Cina selatan, Asia tenggara, Filipina, Sunda Besar.
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara.
Minggu, 24 Mei 2015
Ikan Maskoki
Ikan mas koki merupakan salah satu jenis ikan pajangan yang sangat populer. Banyak penggemar jenis ikan mas koki karena melihat tubuhnya yang aneh dan sulit digambarkan sehingga banyak orang mengatakan sebagai fantastik! Ikan mas koki ini termasuk ikan yang lamban geraknya sehingga di dalam akuarium sering menjadi korban bulan-bulanan ikan lainnya.
Sebenarnya jenis ikan mas koki yang asli tidaklah semenarik ikan mas koki yang kita kenal sehari hari. Ikan mas koki bentuk dasarnya tidak berbeda dengan ikan mas koki biasa. Daya tariknya hanya terletak pada warna merah menyala yang membentang dari pangkal ekor sampai leher.
Tetapi, secara keseluruhan bentuk dan warnanya tidak berbeda dengan ikan mas pada umumnya. Ikan mas ini disebut juga dengan nama goldfish. Dan, di dalam sebuah akuarium, ikan mas koki terlihat begitu elok sebagaimana namanya goldfish (ikan mas).
Dan, keistimewaan yang paling menarik dari jenis ikan mas koki adalah bentuk strainnya yang jauh berbeda dengan ikan mas koki aslinya. Sampai sekarang ini, di negeri China telah banyak dihasilkan strain strain baru dari ikan mas koki ini.
Bahkan seorang ilmuwan China, yaitu Shisan Chen mengatakan bahwa sampai sekarang ada sekitar 126 strain baru yang benar-benar lain dari aslinya. Dan, memang negara China dan Jepang adalah dua negara yang paling getol menciptakan strain baru berbagai macam ikan.
Kecoa / Lipas
Keberadaan kecoa atau lipas di muka bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Di dalam pengelompokkan makhluk hidup (taksonomi), dahulu lipas sering dikelompokkan dengan belalang dan cengkerik (Ordo Orthoptera). Akan tetapi sekarang lipas menjadi kelompok tersendiri yaitu Ordo Dictyoptera atau Blattaria. Lipas diduga masih kerabat dengan rayap atau termites. Hidup kecoa selalu dikaitkan dengan sanitasi dalam kehidupan manusia, ternak dan hewan yang berdekatan dengan manusia (sinantropik),
Jenis-jenis lipas yang paling banyak terdapat di lingkungan permukiman adalah Periplaneta americana (kecoa amerika) dan Blatella germanica (kecoa jerman). Selain itu masih banyak jenis-jenis lainnya, seperti Periplaneta australasiae (kecoa australia), P. brunnea (kecoa coklat), Neostylopyga rombifolia, Nauphoeta cinerea dan Symploce sp, meskipun keberadaannya jarang.
Lobster
Menurut Spence (1989), lobster terdiri dari kepala dan thorax yang tertutup oleh karapas dan memiliki abdomen yang terdiri dari enam segmen. Karakteristik yang paling mudah untuk mengenali lobster adalah adanya capit (chelae) besar yang pinggirnya bergerigi tajam yang dimiliki lobster untuk menyobek dan juga menghancurkan makanannya. Udang karang mudah dikenal karena bentuknya yang besar dibanding dengan udang niaga lainnya. Isnansetyo dan Yuspanani (1993) memberikan gambaran morfologi udang karang, yaitu mempunyai bentuk badan memanjang, silindris, kepala besar ditutupi oleh capace berbentuk silindris, keras, tebal dan bergerigi. Mempunyai antenna besar dan panjang menyerupai cambuk, dengan rostum kecil. Pada udang barong betina endopod pada pleopod II tanpa appendix interna/stylamblys. Muljanah et. al. (1994) menyatakan bahwa, lobster secara umum memiliki tubuh yang berkulit sangat keras dan tebal, terutama di bagian kepala, yang ditutupi oleh duri-duri besar dan kecil. Mata lobster agak tersembunyi di bawah cangkang ruas abdomen yang ujungnya berduri tajam dan kuat. Lobster memiliki dua pasang antena, yang pertama kecil dan ujungnya bercabang dua, disebut juga sebagai kumis. Antena kedua sangat keras dan panjang dengan pangkal antena besar kokoh dan ditutupi duri-duri tajam, sedangkan ekornya melebar seperti kipas. Warna lobster bervariasi tergantung jenisnya, pola-pola duri di kepala, dan warna lobster biasanya dapat dijadikan tanda spesifik jenis lobster.
Perkutut Jawa
Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian dan serangga.
Tapir Asia
Tapir Asia (Tapirus indicus) adalah salah satu jenis tapir. Tapir Asia merupakan jenis yang terbesar dari keempat jenis tapir dan satu-satunya yang berasal dari Asia. Nama ilmiahnya indicus merujuk pada Hindia Timur, yaitu habitat alami jenis ini. Di Sumatra tapir umumnya disebut tenuk or seladang, gindol, babi alu, kuda ayer, kuda rimbu, kuda arau, marba, cipan, dan sipan.
Ikan Tuna
Tuna adalah ikan laut pelagik yang termasuk bangsa Thunnini, terdiri dari beberapa spesies dari famili skombride, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang andal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru Atlantik (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi.
Luwak
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh bulan (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.
Ikan Teri
Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota keluarga Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh perak kehijauan atau kebiruan.
Walaupun anggota Engraulidaei ada yang memiliki panjang maksimum 23 cm, nama ikan teri biasanya diberikan bagi ikan dengan panjang maksimum 5 cm. Moncongnya tumpul dengan gigi yang kecil dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama ikan teri ialah plankton.
Pemanfaatan
Di kawasan sekitar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan, ikan teri biasa digoreng dan dihidangkan dengan sambal serta nasi hangat atau nasi lemak. Ikan ini juga dihaluskan berbentuk tepung. Di Vietnam, saus ikan nÆ°á»›c mắm — simbol tidak resmi negara itu — dibuat dengan bahan utama ikan teri.
Lele
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Nama-nama lele di Nusantara
Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Gayo), ikan seungko (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).
Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.
Lalat Buah
Secara sepintas, lalat buah mirip dengan lalat rumah, terutama ukuran tubuhnya yang hampir sama. Perbedaannya, lalat buah mempunyai warna tubuh yang lebih cerah, kombinasi antara warna hitam keabu-abuan, coklat bata atau oranye, kuning, dan putih. Warna tubuh lalat rumah cenderung kusam, yaitu kombinasi antara hitam dan abu-abu.
Lalat buah tephritidae (foto Nugroho Susetya Putra)
Beberapa ciri morfologi lalat buah yang khas di antaranya terdapat pada abdomen. Perhatikan gambar di atas. Abdomen didominasi warna coklat bata atau oranye dengan pola bercak berwarna hitam atau warna gelap lain. Pada beberapa spesies, misalnya Bactrocera dorsalis, pola bercak pada bagian dorsal abdomen menyerupai bentuk huruf T.
Pada abdomen lalat buah spesies B. calumniata bisa dijumpai pekten, yaitu sebaris bulu pada tergit ruas ketiga abdomen lalat buah jantan. Pada bagian dorsal abdomen, tepatnya pada ruas tergit kelima beberapa genus juga dapat ditemukan noktah bulat besar yang disebut seromata.
Sabtu, 23 Mei 2015
Undur-Undur
Undur-undur adalah sebutan untuk kelompok serangga dari familia Myrmeleontidae (kadang-kadang salah dieja sebagai Myrmeleonidae). Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur dan mereka tersebar di seluruh dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir.
Nama "undur-undur" diberikan pada hewan ini karena kebiasaan larvanya berjalan mundur saat menggali sarang jebakan di tanah. Di daerah Barat, hewan ini dikenal dengan nama antlion (semut singa). Nama itu diberikan karena kebiasaan larvanya yang memburu semut secara ganas dengan cara menggali jebakan di dalam tanah sehingga dianggap sebagai "singanya para semut".
Wereng
Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens) atau disebut juga Wereng Coklat merupakan salah satu hama tanaman padi yang paling berbahaya dan sulit dibasmi. Bersama beberapa jenis wereng lainnya seperti wereng hijau (Nephotettix spp.) dan wereng punggung putih (Sogatella furcifera), wereng batang coklat telah banyak merugikan petani padi bahkan mengakibatkan puso dan gagal panen.
Wereng batang coklat, sebagaimana jenis wereng lainnya, menjadi parasit dengan menghisap cairan tumbuhan sehingga mengakibatkan perkembangan tumbuhan menjadi terganggu bahkan mati. Selain itu, wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) juga menjadi vektor (organisme penyebar penyakit) bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan yang diakibatkan virus serta menyebabkan tungro.
Yuyu / Kepiting Air Tawar
Yuyu adalah sejenis kepiting air tawar. Kata ini diambil dari bahasa Jawa. Ketam air tawar ini ada banyak jenisnya, dan kerap didapati di sungai-sungai, danau, dan persawahan; termasuk di parit-parit dan tanah bencah di sekitarnya. Dalam ilmu zoologi, jenis-jenis yuyu biasanya tergolong ke dalam suku Parathelphusidae atau Gecarcinucidae, superfamilia Gecarcinucoidea. Yuyu tidak jarang terlihat di luar air. Berbeda dengan kepiting laut yang sepasang kaki belakangnya berbentuk pipih, kaki yuyu semuanya memiliki ujung lancip. Tempurung punggung yuyu umumnya berwarna kecoklatan, kehitaman, hingga ungu gelap; kerap memiliki lekukan seperti bekas terinjak tapak kaki kuda. Tepi tempurungnya kadang-kadang ada yang memiliki beberapa duri kecil.
Pesut Mahakam
Pesut mahakam (Latin:Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang hampir punah karena berdasarkan data tahun 2007, populasi hewan tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Secara taksonomi, pesut mahakam adalah subspesies dari pesut (Irrawaddy dolphin).
Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi undang-undang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady.
Pesut ini ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di perairan Danau Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 ha), dan Danau Melintang (11.000 ha).
Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah - tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar.
Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut. Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.
Kelelawar
Habitat asli kelelawar adalah di gua, batu-batu karang, pohon-pohonan, dan dialam terbuka. Kelelawar mencari makan di waktu malam, dan tidur bergelantung terbalik di waktu siang.
Meskipun kelelawar mempunyai penglihatan yang cukup baik, mereka lebih mengandalkan penderangan. Telinga kelelawar dapat mendengar bunyi yang berfrekuensi tinggi, yang tidak bisa didengar oleh manusia. Kelelawar pertama kali ditemukan 55 juta tahun yang lalu di Amerika utara dan diberi nama Icaronycteris. Telinga kelelawar dapat mendengar bunyi dengan frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh manusia. Bunyi getarannya sampai 25.000-50.000 Hz atau biasa disebut dengan getaran “ultrasonic”. Makanan kelelawar selain buah-buahan juga memakan serangga dan menghisap madu
Koala
Koala (Phascolarctos cinereus) adalah salah satu binatang berkantung (marsupial) khas dari Australia dan merupakan wakil satu-satunya dari keluarga Phascolarctidae.
Pada umumnya, banyak dikatakan bahwa kata koala berasal dari bahasa Australia pribumi yang berarti tidak minum. Koala sebenarnya minum air tetapi sangat jarang karena makanannya, daun ekaliptus, sudah mengandung cukup air sehingga koala tidak perlu turun dari pohon untuk minum.
Koala dapat ditemukan di sepanjang pesisir timur Australia mulai dari Adelaide sampai ke Semenanjung Cape York, dan sampai jauh ke pedalaman karena ada curah hujan yang cukup untuk mendukung hutan yang cocok bagi koala.
Kalong
Kalong adalah anggota bangsa kelelawar (Chiroptera) yang tergolong dalam marga Pteropus familia Pteropodidae, satu-satunya familia anggota subordo Megachiroptera. Kata "kalong" seringkali digunakan alih-alih kelelawar dalam percakapan sehari-hari, walaupun secara ilmiah hal ini tidak sepenuhnya tepat, karena tidak semua kelelawar adalah kalong. Kalong terutama merujuk pada kelelawar pemakan buah yang berukuran besar. Kelelawar buah terbesar, sekaligus kelelawar terbesar, adalah kalong kapauk Pteropus vampyrus yang bisa mencapai berat 1.500 gram, dan bentangan sayap hingga 1.700 mm[2].
Dalam bahasa Inggris kalong biasa dikenal sebagai Giant Fruit Bats atau Flying Foxes. Kalong menyebar di Asia tropis dan subtropis (termasuk di anak benua India), Australia, Indonesia, pulau-pulau di lepas pantai timur Afrika (tetapi tidak di daratan benuanya), serta di sejumlah kepulauan di Samudra Hindia dan Pasifik.
Kaki Seribu
Kaki seribu atau millipede (kelas Diplopoda, sebelumnya juga disebut Chilognatha) adalah artropoda yang memiliki dua pasang kaki per segmen (kecuali segmen pertama di belakang kepala, dan sedikit setelahnya yang hanya memiliki satu kaki). Kaki seribu adalah Ordo dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda.
Tubuh hewan ini berbentuk silinder, jumlah segmennya sekitar 25-100, setiap segmennya hanya mempunyai sepasang kaki dan setiap abdomen mempunyai lima pasang kaki dan dua pasang spirakel. Hewan ini berkembang biak dengan bertelur.
Iguana
Iguana ialah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Pertama kali mereka disebutkan oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini: iguana hijau dan iguana Antilles Kecil.
Kedua spesies kadal tersebut memiliki lipatan kulit di bawah rahang, sekumpulan kulit yang mengeras yang berderet di punggungnya hingga ekor, dan "mata ketiga" di kepalanya. Mata ini disebut sebagai mata parietal, yang mirip seperti tonggak di atas kepalanya. Di belakang lehernya ada sisik kecil yang menyerupai paku panjang, dan disebut tuberculate scale. Iguana juga memiliki sisik besar bundar di pipinya yang disebut sebagai selubung subtimpani.
Iguana memiliki penglihatan yang baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna, dan gerakan pada jarak yang jauh. Iguana menggunakan matanya untuk mengarahkannya mengarungi hutan lebat, untuk menemukan makanan. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi dengan anggota spesies yang sama.
Mereka merespon rangsangan visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah muda, dan biru yang terdapat pada substansi makanan mereka.
Telinga iguana disebut timpanum, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat di kanan atas selubung subtimpani dan di belakang mata. Ini adalah bagian tubuh iguana yang amat tipis dan lembut, dan amat penting untuk pendengarannya.
Mereka sering kali sulit untuk diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka untuk menyatu dengan lingkungannya. Warna hijau alaminya sangat membantu dalam menyembunyikan dirinya dari predator.
Landak
Landak adalah hewan pengerat (Rodentia) yang memiliki rambut yang tebal dan berbentuk duri tajam. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar di kawasan tropika. Landak merupakan hewan pengerat terbesar ketiga dari segi ukuran tubuh, setelah kapibara dan berang-berang. Hewan ini agak "membulat" serta tidak terlalu lincah apabila dibandingkan dengan tikus. Karena rambut durinya, hewan lain yang mirip namun bukan pengerat, seperti hedgehog dan landak semut (Echidna), juga dikenali sebagai "landak".
Landak secara umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu. Karena hal inilah banyak landak dianggap sebagai hama tanaman pertanian. Meskipun demikian, orang juga menjadikan landak sebagai salah satu bahan pangan[1]. Sate landak merupakan salah satu menu khas dari Kabupaten Karanganyar.
Landak yang biasa dikenal orang adalah Hystrix, namun secara umum landak juga dipakai untuk menyebut anggota dari suku/famili Erethizontidae (landak Dunia Baru, marga: Coendou, Sphiggurus, Erethizon, Echinoprocta, dan Chaetomys) dan Hystricidae (landak Dunia Lama, marga: Atherurus, Hystrix, dan Trichys).
Beo Nias
Beo nias (Gracula robusta) adalah sejenis burung anggota familia Sturnidae (jalak dan kerabatnya) yang hanya dapat ditemukan di pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia.[1][2] Habitat alaminya yaitu hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai dengan dataran tinggi 1000 sampai 2000 di atas permukaan laut.[1] Burung ini merupakan fauna endemik dari daerah Nias yang dikenal dengan nama Ciong.
Ikan Patin
Ikan Patin adalah jenis ikan air tawar yang mendiami kawasan-kasawan sungai dan lombong-lombong.Dalam dunia perikanan dan juga dunia jasaboga, ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah. Rasa dagingnya lezat dan gurih mengakibatkan harga jualnya tinggi. Di alam ikan ini panjangnya bisa mencapai 1,2m. dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35cm-40cm.
Jumat, 22 Mei 2015
Starfish / Bintang Laut
Bintang laut, walaupun dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan starfish, hewan ini sangat jauh hubungannya dengan ikan. Bintang laut merupakan hewan invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata, dan kelas Asteroidea.
Bintang laut adalah hewan invertebrata yang bergerak bebas dengan menggunakan kaki-kaki tabungnya, merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah untuk kebanyakan spesies.
Bintang laut adalah hewan dari filum Echinodermata,.. Mereka berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar.
Ayam Kate
Meskipun berperawakan kerdil, unggas ini pantang minder. Ia senang bergaya petentang-petenteng dan tak ragu berkokok lantang. Ayam kate diklaim sebagai ras ayam terkecil di dunia. Meski berbadan cebol, ia bukan ayam murahan. Ayam Kate berkualitas bisa diboyong dengan harga mencapai 400 ribu bahkan lebih perekornya.
Mutu ayam kate ditentukan oleh bobot badan yang ringan, bentuk leher menyerupai huruf S, kepala tertarik jauh kearah belakang, sayap menjuntai tegak lurus ke bawah, dan ekor pedang panjang serta berdiri tegak. Ciri fisik seperti itu membuat ayam kate (serama-Red) berpenampilan tegap menyerupai prajurit yang sedang berbaris.
Teripang / Timun Laut
Teripang atau trepang atau timun laut adalah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata Holothuroidea yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat.
Di dalam jurnal-jurnal internasional, istilah trepang atau beche-de-mer tidak pernah dipakai dalam topik-topik keanegaragaman, biologi, ekologi maupun taksonomi. Dalam subjek-subjek ini, terminologi yang dipakai untuk menggambarkan kelompok hewan ini adalah sea cucumbers atau holothurians (disebut holothurians karena hewan ini dimasukkan dalam kelas Holothuroidea). Kelompok timun laut yang ada di dunia ini lebih dari 1200 jenis, dan sekitar 30 jenis di antaranya adalah kelompok teripang.
Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya.
Beberapa spesies teripang yang mempunyai nilai ekonomis penting diantaranya: teripang putih (Holothuria scabra), teripang koro (Microthele nobelis), teripang pandan (Theenota ananas), teripang dongnga (Stichopu ssp) dan beberapa jenis teripang lainnya.
Ikan Barakuda
Ikan alu alu atau umumnya orang memanggil dengan nama barracuda adalah salah satu predator ganas di laut yang mana ikan ini ada hampir di semua perairan laut tropis kecuali di bagian timur samudra pasifik. Ikan predator ini masuk dalam kelas Actinopterygii anggota genus Sphyraena dan satu satunya genus yang termasuk kedalam family Sphyraenidae ( Info wikipedia ). Semua angler mania terutama angler yang yang suka mancing di laut pasti kenal dengan ikan yang satu ini dan mungkin pernah atau sering berhadapan langsung dalam pertarungan strike dengannya. Ikan ini termasuk yang paling rajin memutuskan senar para pemancing.
Ikan Alu atau Barracuda, ikan ini memiliki habitat hidup pada daerah pantai yang berkarang, lepas pantai, puing puing kapal yang tenggelam, dermaga dan daerah yang banyak terdapat sumber makanan lainnya seperti padang lamun ( rumput laut dan setu ) dan juga gosong pasir ( bentuk daratan terkurung atau bisa juga menjorok di suatu perairan ).
Ikan alu atau barracuda muda hidup selalu bergerombol satu dengan yang lainnya dalam mencari makan namun untuk barakuda dewasa lebih sering menyendiri. Adapun spesifikasi tubuh ikan ini seperti berikut :
Bentuk tubuh bulat panjang layaknya torpedo, mulut memiliki gigi yang tajam serta runcing yang mampu mengoyak mangsa dalam sekali sambaran, kekuatan renang berpangkal dari ekor dengan sirip yang cukup lebar untuk menciptakan kelajuan gerak. Mampu tumbuh hingga panjang 6 kaki ( kurang lebih 2 meter ) dan diameter tubuh hingga 1 kaki. ( Record strike barracuda dunia IGFA adalah 45,9 Kg namun telah di patahkan oleh seorang angler pro bernama Gibson dengan berat 46,4 Kg )
Tarantula
Tarantula adalah nama yang diberikan untuk salah satu jenis laba-laba dengan ukuran sangat besar yang umumnya berbulu.[1] [2] Laba-laba ini masuk pada keluarga theraphosidae dan paling tidak ada sekitar 800 spesies yang telah berhasil diidentifikasi.[3] Sebagian besar spesies tarantula tidak berbahaya untuk manusia, dan beberapa jenis spesies lainnya menjadi terkenal karena diperdagangkan sebagai hewan peliharaaan eksotik. [2] Tarantula dapat menggigit, karena seperti laba-laba pada umumnya tarantula memiliki taring[4] dan gigitannya dikenal menyakitkan untuk manusia, namun racun dalam gigitannya lebih lemah daripada racun yang terdapat pada lebah madu pada umumnya [5] dan gigitannya diketahui lebih sakit dari sengatan tawon.
Kutu Kepala
Kutu kepala adalah sejenis parasit penghisap darah yang biasanya hidup di bagian kepala. Kutu betina mampu bertelur enam buah sehari. Telur ini selalu melekat dengan kuat pada rambut. Telur-telur ini akan menetas setelah kurang lebih 8 hari.
Kutu kepala merebak dengan cepat melalui sentuhan dengan rambut yang bermasalah. Ia juga dapat melompat ke kepala melalui sisir, topi, bantal dan handuk.
Minggu, 17 Mei 2015
Burung Hantu
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.
Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.
Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.
Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.
Lalat
Nematocera (termasuk Eudiptera)
Brachycera
Lalat adalah jenis serangga dari ordo Diptera (berasal dari bahasa Yunani di berati dua dan ptera berarti sayap). Perbedaan yang paling jelas antara lalat dan ordo serangga lainnya adalah lalat memiliki sepasang sayap terbang dan sepasang halter, yang berasal dari sayap belakang, pada metatoraks (kecuali beberapa spesies lalat yang tidak dapat terbang). Satu-satunya ordo serangga lain yang memiliki dua sayap yang benar-benar berfungsi dan memiliki halter adalah Strepsiptera. Tetapi, berbeda dengan lalat, halter Strepsitera berada di mesotoraks dan sayap di metatoraks.
Sabtu, 16 Mei 2015
Burung Unta
Burung unta merupakan burung terbesar yang masih hidup. Dengan ketinggian hingga 2,5 meter (8 kaki), ia cukup besar seukuran orang dewasa berbadan kecil menunggang mereka dan telah digunakan di sebagian Afrika Utara dan Arab sebagai hewan tunggangan perlombaan. Burung ini tidak dapat terbang dan termasuk dalam kumpulan primitif yang kurang dikenal, yaitu ratit (Palaeognaths). Nama ilmiahnya Struthio camelus.
Burung unta berasal dari sabana dan bagian gurun Afrika di utara dan selatan zona hutan khatulistiwa. Spesies yang terdapat di Timur Tengah, yakni S. c. syriacus, telah lenyap.
Burung unta dibudidayakan di berbagai tempat di dunia untuk diambil bulunya sebagai hiasan. Kulitnya dipakai untuk menghasilkan bahan tekstil dan dagingnya dijual secara komersial.[3]
Menurut kepercayaan rakyat, burung unta terkenal karena menyembunyikan kepala mereka di dalam tanah saat berhadapan dengan bahaya. Perilaku ini tidak pernah dicatat atau dilihat, walaupun burung unta diketahui merendahkan kepala dan leher mereka ke tanah untuk melindungkan diri bila predator mendekat. Apabila terancam, burung unta mampu membuat predatornya luka parah dengan tendangan dari kaki mereka yang kuat itu.
Anggota lain kelompok Palaeognaths termasuk burung rea, emu, kasuari serta burung terbesar yang diketahui tetapi sekarang lenyap, Aepyornis.
Ular King Kobra
Ular king kobra atau Ophiophagus hannah sering dianggap sebagai raja ular berbisa yang paling mematikan. Padahal bisa ular king kobra yang di Indonesia disebut juga ular tedung atau ular anang, menurut beberapa sumber yang dilansir Alamendah, dianggap tidak sebahaya gigitan ular kobra atau ular sendok (Naja sp.) dan ular welang (Bungarus fasciatus). Penamaan king kobra (raja kobra) lebih kepada ukurannya yang merupakan ular berbisa terpanjang dan jumlah bisa terbanyak di dunia.
Ular king kobra di Indonesia dikenal juga sebagai ular tedung, ular anang, ular lanang (Jawa), oray totog (Sunda), ular tedung abu, tedung selor (Kalimantan). Nama hewan ini dalam bahasa Inggris selain king kobra disebut juga sebagai hamadryad.
Dalam bahasa latin ular king kobra dinamai Ophiophagus hannah (Cantor, 1836) dengan berbagai sinomin diantaranya Dendraspis bungarus (Schlegel), Dendraspis hannah (Cantor), Hamadryas elaps Günther, Hamadryas hannah Cantor, Hamadryas ophiophagus Cantor, Naja bungarus Schlegel, Naja hannah (Cantor), Naja ingens Van Hasselt, Naja vittata Elliott, dan Ophiophagus elaps(Günther).
Diskripsi, Ciri, dan Perilaku. Ular king kobra merupakan ular berbisa terpanjang dengan panjang tubuh hingga mencapai 5 meter, meskipun umumnya hanya sekitar 3-4 meter saja. Ciri khas ular ini adalah saat terancam mampu menegakkan dan memipihkan lehernya, meskipun kemampuan ini juga dipunyai oleh ular sejenis dari genus Naja sp. yang di Indonesia sering disebut ular sendok.
Di Indonesia king kobra memiliki ciri umum berwarna hitam atau coklat tua dengan bagian kepala yang cenderung berwarna lebih terang. Sisik bawah tubuh berwarna keabuan atau kecoklatan, kecuali dada dan leher yang berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur, yang nampak jelas ketika ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya.
Makanan ular king kobra atau anang adalah berbagai jenis ular baik yang berbisa maupun tidak dan kadal. Ular ini berburu dengan mengandalkan indera penciuman dan penglihatannya yang tajam. Konon dengan kedua indera itu ular king kobra mampu mengawasi mangsanya dari jarak 100 meter.
Ular king kobra merupakan ular berbisa yang memiliki racun berjenis haemotoxcin dan neurotoxcin. Racun ini menyerang sistem saraf dan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, pandangan yang mengabur, vertigo, dan kelumpuhan otot. Kemudian korban akan mengalami kegagalan sistem kardiovaskular, yang jika dibiarkan dapat mengakibatkan kematian. Namun berbeda dengan ular sendok (Naja sp.) ular king kobra tidak dapat menyemburkan bisanya.
Kemampuan mengeluarkan bisa ular king kobra atau tedung juga sangat besar dan jauh lebih banyak dari ular sejenis. Dalam satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan sejumlah bisa yang cukup untuk membunuh hingga 10 orang sekaligus bahkan seekor gajah sekalipun. Meskipun biasanya jarang mengeluarkan kesemua bisanya dalam sekali gigitan.
Persebaran, Habitat, dan Konservasi. Sebagaimana dilansir Alamendah’s Blog dari situs IUCN Redlist, ular king kobra tersebar mulai dari India di barat, Bhutan, Bangladesh, Burma, Kamboja, Cina selatan, Laos, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Kepulauan Andaman, Indonesia dan Filipina. Di Indonesia, ular king kobra atau ular tedung dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sulawesi).
Ular king kobra menghuni aneka habitat, mulai dari hutan dataran rendah, rawa-rawa, semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, perkebunan, persawahan, dan daerah pemukiman. Mampu hidup mulai dari daerah dekat pantai hingga ketinggian 1.800 m dpl.
Populasinya semakin hari semakin menurun akibat kerusakan habitat utamanya yang disebabkan oleh berkurangnya luas hutan. Karena itu king kobra terdaftar dalam status vulnerable IUCN Redlist dan Apendiks II CITES.
Satu yang pasti, meskipun ular king kobra, tedung, anang, lanang, oray totog, ataupun hamadryad namanya, meskipun memiliki bisa mematikan dan cenderung ag
Hayna
Dubuk (Crocuta crocuta) atau dubuk tutul, adalah mamalia karnivora dari suku Hyaenidae, yang jumlahnya terbanyak di antara spesies yang sekerabat dengannya. Meskipun daerah persebaran spesies ini selama masa prasejarah mencakup Eurasia dari Eropa Atlantik sampai Cina, sekarang mereka hanya terdapat di seluruh Afrika di sebelah selatan Sahara kecuali Lembah Kongo.[3] Dubuk hidup di sebuah komunitas matriarkal yang disebut klan, yang terdiri sampai 80 individu.[2]
Meskipun seringkali dianggap sebagai hewan pemakan bangkai yang penakut, sebagian besar dubuk mendapatkan makanan dengan cara berburu hewan ungulata berukuran sedang,[2] dan seringkali berselisih dengan singa mengenai masalah makanan dan wilayah kekuasaan.[4] Mereka termasuk yang tercerdas di antara hewan karnivora, dengan penelitian yang mengindikasikan tingkat kecerdasan sosial mereka setara dengan spesies primata.
Dubuk biasanya muncul dalam mitologi dan cerita rakyat Afrika, dengan penggambaran sosok yang berbeda-beda, mulai dari pembawa terang, sampai simbol kerusakan moral.
Unta Baktria
Unta baktria (Camelus bactrianus) adalah binatang berkuku belah yang asli dari stepa-stepa di Asia Tengah (kawasan Baktria). Unta baktria mempunyai dua punuk pada punggungnya, berbeda dengan unta arab (C. dromedarius) yang berpunuk satu.
Populasi unta baktria yang diperkirakan berjumlah 1,4 juta ekor, sekarang hampir semua diternakkan, kecuali diperkirakan 950 ekor yang hidup liar di Tiongkok barat laut dan Mongolia berdasarkan catatan Oktober 2002 dan dimasukkan dalam daftar spesies terancam kritis.
Jumat, 15 Mei 2015
Gurita
Gurita adalah hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita terdiri dari 289 spesies yang mencakup sepertiga dari total spesies kelas Cephalopoda. Gurita dalam bahasa Inggris disebut Octopus (Yunani: Ὀκτάπους, delapan kaki) yang sering hanya mengacu pada hewan dari genus Octopus.
Cumi-Cumi
Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di laut.[1] Nama itu ''Cephalopoda'' dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala.[2] Seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki diameter 1 mm. Cumi-cumi banyak digunakan sebagai makanan.[butuh rujukan]
Moluska bermanfaat
Hasil laut ("seafood")
Abalon
Remis
Kerang
Periwinkel
Kupang
Tiram
Simping
Cumi-cumi
Gurita
Sotong
Industri perikanan
Budi daya perairan
Kotak ini:
lihat bicara sunting
Cumi-cumi adalah salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang.
Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, ''Heteroteuthis'', adalah yang memiliki kemampuan memancarkan cahaya.[4] Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung suatu juluran panjang yang menonjol di depan.[4] Hal ini dikarenakan peristiwa luminasi yang terjadi pada cumi-cumi jenis ini.[4] Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang menyemprotkan tinta.[4]
Aneka Jenis Cumi-cumi
Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m.[2] Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland.[2]
Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei"" dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.[2] Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut.[1]
Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang.[2] Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.[2]
Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.[1]
Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda.[5]
Anatomi
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap.[1] Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang.[1] Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon.[2] Sifon terletak tepat di belakang tangan.[2] Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.[2]
Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya.[2]
Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.[2]
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru.[6] Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.[6] Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas.[6]
Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsanya.[1]
Makanan
Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi.[1]
Cumi-cumi sebagai Komoditas Komersial
Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002 adalah 3.173.272 ton dan 7
Bebek / Itik
Bebek atau Itik adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili Anatidae. Bebek umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan pada perairan air tawar maupun air laut.
Bebek kadang-kadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh namun mirip dalam penampilan, misalnya loon, grebe, gallinule, dan coot.
Beberapa jenis bebek juga dapat melakukan kawin silang, namun menghasilkan keturunan yang steril dan tidak bisa memiliki keturunan. Seperti persilangan antara serati dan bebek pelari dapat menghasilkan keturunan steril, brati dan tiktok.
Siput / Keong
Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk anggota kelas moluska Gastropoda. Dalam arti sempit, istilah ini diberikan bagi mereka yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Dalam arti luas, yang juga menjadi makna "Gastropoda", mencakup siput dan siput bugil (siput tanpa cangkang, dalam bahasa Jawa dikenal sebagai resrespo). Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah Insecta (serangga). Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siput pun sangat bervariasi di antara anggota-anggotanya.
Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda: dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (Helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air tawar (Limnaea sp.)
Kepiting
Kepiting adalah binatang anggota krustasea berkaki sepuluh dari upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh cangkang yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Ketam adalah nama lain bagi kepiting.
Kepiting terdapat di semua samudra dunia. Ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis. Rajungan adalah kepiting yang hidup di perairan laut dan jarang naik ke pantai, sedangkan yuyu adalah ketam penghuni perairan tawar (sungai dan danau).
Kepiting beraneka ragam ukurannya, dari ketam kacang, yang lebarnya hanya beberapa milimeter, hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m
Lintah
Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum untuk menyimpan telur-telur pada segmen-segmen tertentu. Seperti Oligochaeta, lintah juga hermafrodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.
Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).
Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.
Udang
Tubuh Udang bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, iaitu:
1)2 pasang antena
2)1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
3)1 pasang maksilla
4)1 pasang maksilliped
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau ‘menempel’ di dasar perairan.
b.Sistem Organ
1)Sistem Pencernaan
Makanan Udang berupa bangkai haiwan-haiwan kecil dan tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Haiwan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
2)Sistem Saraf
Susunan saraf Udang adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera iaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
3)Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Udang disebut peredaran darah terbuka. Ertinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
4)Sistem Pernafasan
Pada umumnya Udang bernafas dengan insang. Kecuali Udang yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
5)Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Udang rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Merak Hijau
Merak hijau (Pavo muticus) adalah salah satu burung dari tiga spesies merak. Seperti burung-burung lainnya yang ditemukan di suku Phasianidae, merak hijau mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300 cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengkilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.
Populasi merak hijau tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat Tiongkok, Indocina dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya merak hijau ditemukan juga di India, Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana. Walaupun berukuran sangat besar, merak hijau adalah burung yang pandai terbang.
Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur.[butuh rujukan]
Pakan burung merak hijau terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil.[butuh rujukan]
Namun karena banyaknya habitat hutan yang hilang dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta daerah dimana burung ini ditemukan sangat terpencar, merak hijau dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Burung Cendrawasih
Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.
Burung Cenderawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuning-besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.
Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat kawin. Sementara jenis lain seperti jenis-jenis Cicinnurus dan Parotia memiliki tari perkawinan yang beraturan. Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur (Mackay 1990).
Ikan Arwana Asia
Arwana Asia (Scleropages formosus), atau Siluk Merah adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa
Arwana Asia adalah spesies asli sungai-sungai di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Ada empat varietas warna yang terdapat di lokasi:
Hijau, ditemukan di Indonesia, Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia
Emas dengan ekor merah, ditemukan di Indonesia
Emas, ditemukan di Malaysia
Merah, ditemukan di Indonesia [1]
Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka yang berstatus "terancam punah" oleh IUCN tahun 2004 [2]. Jumlah spesies ini yang menurun dikarenakan seringnya diperdagangkan karena nilainya yang tinggi sebagai ikan akuarium, terutama oleh masyarakat Asia. Pengikut Feng Shui dapat membayar harga yang mahal untuk seekor ikan ini.
Arwana adalah ikan bertulang air tawar dari keluarga Osteoglossidae, juga dikenal sebagai bonytongues.[1] Arwana sebenarnya termasuk jenis ikan purba yang hingga kini belum punah.[2] Banyak nama yang melekat padanya,di antara ikan siluk, ikan kayangan, ikan kalikasi, dan ikan kelasa.
Penyu
Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan-keunikan tersendiri dibandingkan hewan-hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau karapas kerasyang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut dengan plastron. Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik infra marginal (sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper. Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang befungsi sebagai alat kemudi. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu.
Penyu mempunyai alat pecernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong dan mengunyah makanan (Rifqi, 2008). Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walau selama bertahun-tahun berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap
harus naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 – 73 hari (Wikipedia, 2007).
Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itupun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh perairan dalam. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga penyu cimochelys, yang berenang di laut purba seperti penyu masa kini (Wikipedia, 2007).
Menurut Wikipedia Indonesia terdapat tujuh jenis penyu di dunia. Ketujuh penyu tersebut adalah:
1. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu belimbing telah bertahan hidup selama lebih dari ratusan juta tahun, kini spesies ini menghadapi kepunahan. Selama dua puluh tahun terakhir jumlah spesies ini menurun dengan cepat, khususnya di kawasan pasifik, hanya sekitar 2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari sebelumnya (2.983 sarang pada
1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Untuk mengatasi hal tersebut, pada tanggal 28 Agustus 2006 tiga Negara yaitu Indonesia, Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon telah sepakat untuk melindungi habitat penyu belimbing melalui MoU Tri National Partnership Agreement (WWF, 2008).
Laba-Laba
Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi.Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera—yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat—dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
Kamis, 14 Mei 2015
Ikan Piranha
Silver Tetra Ctenobrycon spilurus (Characidae) Characins. Piranha merupakan ikan air tawar yang masuk dalam family Characidae. Characidae adalah turunan dari ordo Characiformes, yaitu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam golongan omnivora. Habitat aslinya adalah di sungai-sungai di Negara-negara Amerika Selatan. Dalam bahasa Venezuela, piranha disebut caribes dan terkenal sebagai ikan yang memiliki selera terhadap daging.
Ikan Piranha memiliki panjang tubuh dari beberapa cm hingga 40 cm. Memiliki gigi yang tajam dan berbentuk segitiga. Beberapa spesies merupakan pemakan tumbuh-tumbuhan, namun ada juga yang pemakan daging. Sebagian akan melahap ikan lain dengan satu gigitan kecil pada sirip atau sisik ikan lain sebelum membiarkan ikan tersebut dilepaskannya. Setiap sirip atau sisik mengandung antara 35 – 85% protein, yang membuatnya begitu bergizi. Selain itu, sungai air hitam Amerika Selatan kerap kali hanya mengandung sedikit kalsium dan fosfor, dan sisik atau sirip ikan penuh dengan mineral-mineral ini. Sirip atau sisik korban akan tumbuh kembali dalam beberapa minggu sehingga ikan piranha bisa mendapat makanan kembali.
Pygocentrus nattereri Nama Umum: Red
Terdapat sekitar 40 spesies ikan piranha yang ditemukan di Amerika Selatan dari Argentina utara sampai Kolombia, namun hanya sekitar tiga spesies (terutama piranha perut merah/red bellied) yang menunjukkan tanda-tanda agresi yang nyata. Dalam bahasa Tupi Amazon setempat, kata piranha berarti “ikan bergigi”. Beberapa bahasa atau dialek memberi ikan ini nama caribe yang berarti “kanibal” atau, terkadang, “pengebiri keledai”. Beberapa spesies ikan piranha hampir sepenuhnya pemakan tumbuh-tumbuhan, lebih suka makan bunga, buah, kacang-kacangan, dan benih. Makanan ini mungkin berkembang perlahan akibat banjir besar Amazon, yang dapat membanjiri area seukuran Inggris selama tujuh bulan setiap kalinya. Sekitar 200 spesies ikan, termasuk beberapa spesies ikan piranha, bermigrasi ke tempat makanan yang baru untuk makan dan berkembang biak.
Langganan:
Postingan (Atom)