http://btemplates.com/download/4693/

Jumat, 24 April 2015

Hamster Roborovskis

Hamster Roborovskis merupakan jenis hamster yang paling kecil diantara hamster lainya, selain itu hamster ini juga sangat lincah dan banyak diminati untuk dijadikan hewan peliharaan. Roborovskis habitatnya berada di Gurun Gobi, Tiongkok Utara dan Padang Pasir Mongolia. Biasanya mereka akan menggali lubang sekitar 60-200 cm dibawah tanah untuk dijadikan tempat tinggalnya, sedangkan umur hamster Roborovskis ini biasanya hidup sekitar 2-3 tahun saja.
Hamster Roborovskis (Hamster terkecil di Dunia)

Hamster Roborovskis Terkecil di Dunia

Hamster Roborovskis (Hamster terkecil di Dunia)
Hamster Roborovskis benar-benar jarang menggigit serta condong takut pada manusia dibanding yang lain. Hamster type ini mempunyai kumis yang sangatlah banyak. Hamster type ini tak dianjurkan untuk pemula. Roborovski yaitu hamster yang sangatlah romantis serta sayang satu sama lain. Bila hamster roborovski tinggal berbarengan pada umur awal, mereka bakal tidur berbarengan, makan serta bermain berbarengan. Roborovskis tumbuh seputar 4 – 5cm panjang serta tak hingga 7cm seperti beberapa sumber menyampaikan. Mempunyai badan berbentuk peluru serta kaki belakang yang sangatlah panjang untuk jalan cepat. Serta berhati-hatilah waktu anda memegangnya, lantaran hamster ini bisa berlari-lari serta ketakutan. Hamster ini membuahkan 4-6 bayi hamster. Serta periode hamil hamser roborovski yaitu 23-30 hari.

Jenis Hamster Roborovskis

Ada dua variasi warna dari Hamster roborovski, yaitu :
  1. Roborovski Normal, memiliki warna coklat agak kehitaman, matanya hitam dan telinganya berwarna coklat.
  2. Roborovski White Face, badanya secara keseluruhan bewarna coklat dan putih. Wajahnya berwarna putih, dengan mata yang hitam dan telinganya berwarna coklat.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Rodentia
Famili: Cricetidae
Upafamili: Cricetinae
Genus: Phodopus
Spesies: P. roborovskii
Nama binomial
Phodopus roborovskii
(Satunin, 1903)
Hmmm, lucukan Hamster Roborovskis ini? Kecil sih, tapi paling lincah dan cepat daripada hamster yang lainya.

Burung Perenjak Jawa

Burung Perenjak Jawa merupakan jenis burung pengicau yang termasuk dalam suku Cisticolidae. Burung ini juga dikenal dengan nama Ciblek. Di dalam bahasa Inggris Perenjak Jawa dikenal dengan bar-winged Prinia. Perenjak Jawa memiliki nama latin Prinia Familiaris Horsfield.
Burung Perenjak Jawa
Image Credit : Wikipedia.Org

Ciri-ciri dan Karakteristik Perenjak Jawa

Perenjak Jawa memiliki tubuh yang kecil dan ramping, panjang dari keseluruhan (paruh sampai ekor) tidak lebih dari 13cm. Warna khasnya ialah coklat hijau-zaitun. Tenggorokan serta dadanya berwarna putih, perut serta pantatnya berwarna kuning. Warna keabu-abuan dominan pada dada dan paha. Ciri yang sangat khas ialah adanya dua garis putih, dan juga ekor yang panjang dengan ujungnya berwarna hitam serta putih.
Burung Perenjak Jawa
Paruhnya panjang runcing, sebelah atasnya berwarna kehitaman serta sebelah bawah kekuningan. Kakinya langsing serta rapuh berwarna coklat agak kemerahan atau merah jambu.

Klasifikasi ilmiah Perenjak Jawa

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Passeriformes
Famili: Cisticolidae
Genus: Prinia
Spesies: P. familiaris
Nama binomial
Prinia familiaris
Horsfield, 1821

Perenjak Jawa Jantan dan Betina

Pejantan biasanya memiliki tubuh yang lebih besar dan juga sangat aktif dalam berkicau. Juga ekornya yang lebih panjang serta warna sayapnya yang lebih gelap.
Juga dapat di bedakan dari warna paruh pada bagian bawahnya :
  • Paruh bawah berwarna putih pucat merupakan burung Perenjak Jawa betina
  • Paruh bawahnya berwarna putih dengan ujung hitam merupakan burung Perenjak Jawa  burung jantan muda
  • Paruh bawah berwarna hitam menyeluruh merupakan burung Perenjak Jawa  burung jantan dewasa
  • Saat masih berusia muda dapat dibedakan melalui kuku jari
  • Kuku jari kaki yang berwarna kusam merupakan burung Perenjak Jawa  burung jantan
  • Kuku jari kaki bersih merupakan burung Perenjak Jawa burung betina

Status Konservasi Perenjak Jawa

Sebelum saat th. 1990-an, burung ini bisa disebut tak mempunyai nilai ekonomi, hingga banyak dilewatkan bebas serta meliar seperti halnya burung gereja serta burung pipit. Karakternya yang gampang menyesuaikan serta tak takut pd manusia mengakibatkan populasi burung ini cukup tinggi pd wilayah-wilayah yang cocok.
Sesudah tahun-tahun itu, burung ini mulai banyak diburu orang untuk diperdagangkan terlebih di Jawa. Terlebih burung ini gampang didapati di lokasi perkebunan serta mempunyai kelebihan gampang jinak. Karakter jinaknya bikin ia gampang di tangkap dengan langkah dipikat yakni menggunakan pertolongan cermin didalam sangkar. Burung yang tertarik dengan bayangannya sendiri dapat terjerat didalam sangkar.
Langkah lain yaitu memasang jerat atau rajut di lebih kurang sarangnya, atau dengan perangkap getah (pulut) pd tempat-tempat tidurnya di saat malam. Beberapa penangkap burung yang trampil, apalagi, sering cuma bermodalkan senter, kehati-hatian serta kecepatan tangan menangkap burung yang tidur pada malam hari.
Sayang sekali burung ini gampang stres serta mati dlm pemeliharaan, terlebih jika yang di tangkap yaitu burung dewasa. Belum lagi bila pemeliharanya tak memiliki pengalaman. Tetapi ini agaknya tak menyurutkan ketertarikan beberapa penangkap burung untuk terus memburunya. Hingga saat ini, burung ini tetap sukar untuk dibiakkan. Dari Tahun 2010, salah seorang penghobi burung pekicau Iwan Lippo Cikarang sukses menangkarkan ciblek.
Eksploitasi yang terlalu berlebih amat beresiko untuk populasi ciblek. Di wilayah-wilayah spesifik seperti di tepian Jakarta serta Bogor, saat ini seakan ‘kehabisan stok’ walau sebenarnya sebelum saat th. 90-an burung ini tetap melimpah. Perenjak jawa makin jarang tampak di taman-taman, serta ada terbatas di tempat-tempat spesifik yang tetap dekat rimba.
Di dalam pemeliharaan umumnya burung ini kerap di beri makanan berbentuk kroto (tempayak serta anak semut rangrang), ulat hongkong, dan pelet (voer).

Incoming search terms:

Burung perenjak,Jenis burung prenjak,jenis prenjak,prenjak jawa,macam macam burung prenjak,burung prenjak jawa,macam macam prenjak,Jenis burung ciblek,ciblek jawa,Macam prenjak

Nyamuk Aedes

Nyamuk Aedes merupakan salah satu jenis nyamuk yang dapat ditemui pada kawasan tropis. Nama aedes diambil dari bahasa Yunani yang memiliki artik “tidak menyenangkan”, dikarenakan nyamuk ini membawah atau menyebarkan virus penyakit seperti demam berdarah dan demam kuning. Ada 2 jenis nyamuk Aedes yang sering ditemui, yakni Ae. albopictus yang biasa ditemui di wilayah Asia (kakinya belang-belang hitam putih). Dan Ae aegypti yang mungkin banyak dari kita sudah mengenalnya sebagai nyamuk penyebar virus dengue dan demam kuning.
Nyamuk Aedes aegypti Sumber : Wikipedia.Org

Mengenal Ciri-ciri Habitat dan Pencegahan Pembiakan Nyamuk Aedes

Nyamuk Aedes aegypti
Siklus hidup dari nyamuk aedes ini terjadi mulai dari telur – dewasa dalam kurun waktu kurang lebih seminggu.

Ciri-ciri Nyamuk Aedes

- Badan dan kakinya berwarna belang hitam-putih
– Mulai aktifitas/menggigit pada waktu pagi dan senja.
– Tempat berkembang biaknya pada tampungan/genangan air bersih yang ada di dalam atau luar rumah.

Habiat/Tempat Pembiakan Nyamuk Aedes

Seperti kita ketahui diatas, nyamuk aedes bisa berkembang biak di dalam maupun diluar rumah. Berikut tempat perkembangan dari nyamuk aedes.

1. Dalam Rumah

Di dalam rumah nyamuk ini biasa berkembang biak pada :
– Akuarium
– Vas Bunga
– Timba Air
– Bak Mandi
– Perangkat Semut
– Tempayan, dll

2. Luar Rumah

Di Luar rumah nyamuk ini biasa berkembang biak pada :
- Saluran/Genangan Air hujan.
– Pohon Keladi
– Pohon Pisang
– Parut yang tersumbat
– Tempayan
– Tempurung Kelapa
– Tayar Buruk
– Botol/gelas pecah yang terisi air

Cara Mencegah Pembiakan Nyamuk Aedes

  1. Ganti air dalam tempayan, kolam mandi, vas-vas bunga tiap tiap minggu serta bersihkanlah sampai bersih saat sebelum isi air yang baru
  2. Buanglah air dari piring2 alas vas bunga satu minggu sekali serta gosok itu sampai bersih untuk memusnahkan telur nyamuk
  3. Tutup seluruhnya tempat penampungan air dengan rapat untuk menghindar nyamuk dari pada bertelur
  4. Bekas yg tidak dipakai sebaiknya dihimpun serta dibuang ke tong sampah atau ditanam
  5. Check saluran atap rumah satu minggu sekali untuk bersihkan daun yang menghambat air mengalir
  6. Masukkan garam sejumlah 2 sendok teh ke perangkap semut untuk menghindar pembiakan nyamuk
  7. Peliharalah ikan seperti ikan gapi, papuyu didalam tangki besar lantaran bakal mengonsumsi jentik-jentik.
  8. Masukkan obat untuk membunuh jentik-jentik (menurut takaran yang benar) ke seluruhnya sisa penyimpanan air, tiga bln. sekali

Klasifikasi ilmiah Nyamuk Aedes

Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Culicidae
Genus: Aedes
Spesies: A. aegypti, A. albopoctus
Nama binomial
Aedes aegypti, Aedes albopictus

Incoming search terms:

nyamuk aedes albopictus,menhenal jenis nyamuk,macam nyamuk aedes,ciri-ciri nyamuk aedes aegypti,klasifikasi ilmiah nyamuk,mengenal ciri nyamuk,mengenal nyamuk aedes,mengenali nyamuk aede,apakah nyamuk aedes itu belang putih,nyamuk aedes ejetip tempat berkembangbiak di area

Pelanduk / Kancil

Pelanduk atau Kancil sangat populer ditelinga bangsa Indonesia. Berbagai kisah fabel tentang kecerdikan Kancil begitu populer dan tertanam sejak kita kecil. Pun berbagai pepatah dan peribahasa tidak sedikit yang mempergunakan kata “Pelanduk” dan “Kancil”. Siapa yang menyangka jika kepopuleran Pelanduk dan Kancil ternyata berbalik dengan pengetahuan tentang mamalia kecil ini yang dalam status konservasi IUCN Redlist dikategorikan sebagai Data Deficient atau “Informasi Kurang”.
Kancil atau Pelanduk merupakan spesies sebangsa Rusa dari genus Tragulus yang memiliki tubuh kecil. Sedikitnya terdapat 6 spesies Kancil atau Pelanduk yang terdapat di Asia Tenggara. Yang sering dijumpai di Indonesia adalah Tragulus javanicus, Tragulus napu dan Tragulus kanchil.
Gambar Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus)
Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus) dalam bahasa Inggris disebut Javan Chevrotain, Java Mousedeer, Javan Mousedeer, Kanchil, dan Lesser Mouse Deer. Sedang dalam bahasa Belanda biasa disebut Kleine Kantjil.

Ciri-ciri dan Habitat Pelanduk. 
Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus) mempunyai ukuran tubuh yang kecil seukuran dengan kelinci. Panjang tubuhnya sekitar 20-25 cm. Tubuh bagian atas Kancil atau Pelanduk berwarna coklat kemerahan, sedangkan tengkuk bagian tengah biasanya lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya. Bagian bawah berwarna putih dengan batas sedikit kecoklatan di tengah, tanda khusus di kerogkongan dan dada bagian atas berwarna coklat tua.
Raut muka Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus) berwarna putih, terlihat seperti sebuah garis dari dagu sampai dada. Kancil jantan tidak mempunyai tanduk tetapi mempunyai gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya.
Kancil atau Pelanduk merupakan binatang herbivora yang menyukai rumput, daun-daunan yang berair, kecambah, buah-buahan yang jatuh di tanah, kulit pisang, papaya, ubi, dan ketela. Binatang ini mempunyai masa mengandung selama 137-155 hari dan akan menyusui bayinya hingga berusia antara 60-70 hari.
Habitat Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus) di hutan primer dan sekunder yang cukup lebat atau tanah kering di dataran rendah atau kaki bukit tidak jauh dari sungai dengan vegetasi lebat. Di Indonesia Kancil dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Selain itu Pelanduk dapat dijumpai pula di Malaysia.
Populasi dan Konservasi. Populasi Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus) hingga kini tidak dketahui dengan pasti. Baik oelh pemerintah Indonesia maupun oleh organisasi konservasi lingkungan hidup lainnya. Karena itu IUCN Redlist memasukkannya dalam status konservasi “Data Deficient” (DD; Informasi Kurang) yang berarti selama lima tahun terakhir belum diadakan evaluasi atau penelitian ulang.
Kancil bersama semua anggota genus Tragulus merupakan satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.
Spesies Lainnya. Sedikitnya terdapat 6 spesies Kancil atau Pelanduk yang tergabung dalam genus Tragulus. Keenam spesies tersebut yaitu:
  • Tragulus javanicus (Java Mouse-deer)
  • Tragulus kanchil (Lesser Mouse-deer)
  • Tragulus napu (Greater Mouse-deer)
  • Tragulus nigricans (Philippine Mouse-deer)
  • Tragulus versicolor (Vietnam Mouse-deer)
  • Tragulus williamsoni (Williamson’s Mouse-deer)
Sebuah ironi memang mengingat begitu populernya kisah fabel Kancil yang cerdik bahkan licik dan banyaknya peribahasa dan pepatah dalam budaya kita (Melayu dan Jawa) yang menggunakan kata Kancil dan Pelanduk tetapi ternyata kita kekurangan data (Data Deficient) mengenai binatang berspesies Tragulus javanicus ini.

Banteng / Terbadau

Berkas:Bos javanicus.jpg
Banteng atau tembadau (dari bahasa Jawa, banṭèng), Bos javanicus, adalah hewan yang sekerabat dengan sapi dan ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, and Bali. Banteng dibawa ke Australia Utara pada masa kolonisasi Britania Raya pada 1849 dan sampai sekarang masih lestari.
Terdapat tiga anak jenis banteng liar: B. javanicus javanicus (di Jawa, Madura, dan Bali), B. javanicus lowi (di Kalimantan, jantannya berwarna coklat bukan hitam), dan B. javanicus birmanicus (di Indocina). Anak jenis yang terakhir digolongkan sebagai Terancam oleh IUCN.
Banteng dapat mencapai tinggi sekitar 1,6m di bagian pundaknya dan panjang badan 2,3 m. Berat banteng jantan biasanya sekitar 680 - 810 kg — jantan yang sangat besar bisa mencapai berat satu ton — sedangkan betinanya lebih ringan. Banteng memiliki bagian putih pada kaki bagian bawah dan pantat,punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan moncongnya, walaupun terdapat sedikit dimorfisme seksual pada ciri-ciri tersebut. Banteng jantan memiliki kulit berwarna biru-hitam atau atau coklat gelap, tanduk panjang melengkung ke atas, dan punuk di bagian pundak. Sementara, betinanya memiliki kulit coklat kemerahan, tanduk pendek yang mengarah ke dalam dan tidak berpunuk.
Banteng memakan rumput, bambu, buah-buahan, dedaunan, dan ranting muda. Banteng umumnya aktif baik malam maupun siang hari, tapi pada daerah pemukiman manusia, mereka beradaptasi sebagai hewan nokturnal. Banteng memiliki kecenderungan untuk berkelompok pada kawanan berjumlah dua sampai tiga puluh ekor. Di Jawa, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional Baluran menjadi pertahanan terakhir hewan asli Asia Tenggara ini.

Sapi bali


Sapi bali pejantan.
Banteng telah didomestikasi di beberapa daerah di Asia Tenggara dan Australia dan dikenal sebagai sapi bali. Hingga tahun 2009 diperkirakan jumlahnya di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta ekor. Banteng ternak dan liar dapat saling kawin dan keturunan yang dihasilkannya sering kali subur (fertil). Ada 11 provinsi utama yang memiliki populasi sapi Bali terbanyak. Populasi terbanyak di Sulawesi Selatan, Bali, NTT, NTB, Sumsel , Sultra, Gorontalo, Kalsel, Sulteng, Sulbar, dan Lampung. Sapi Bali merupakan sumberdaya genetik hewan asli Indonesia, karena kerabat liarnya ada di Indonesia. Sapi Bali merupakan sapi asli Indonesia yang ciri - cirinya khas dan berbeda dari bangsa sapi lainnya. Keunggulan sapi Bali : memiliki efisiensi reproduksi yang tinggi, daging dan karkasnya berkualitas baik dan persentase karkasnya tinggi (karkasnya bahkan bisa mencapai 57%), Selanjutnya yang juga sangat menarik adalah daya adaptasinya terhadap lingkungan yang sangat baik,dan yang tidak kalah penting adalah kemampuannnya menggunakan sumber pakan yang terbatas.

Kuda Nil

Meskipun bertampang garang, kuda nil sebenarnya merupakan hewan herbivora alias pemakan tumbuhan.
Kuda nil juga termasuk salah satu herbivora terbesar.

Informasi Umum tentang Kuda Nil
Kuda nil adalah mamalia herbivora asli benua Afrika.
Hewan ini bisa ditemukan di sungai dan danau di daerah padang rumput Afrika Barat dan Afrika Tengah Timur.
Kuda nil adalah mamalia darat terbesar kedua setelah gajah.
Memiliki tinggi hampir 2 meter dengan panjang 4 – 6 meter, seekor kuda nil dewasa bisa memiliki berat antara 1.500 hingga 2.000 kg.
Ukuran tubuh yang besar, berarti kuda nil juga membutuhkan banyak makanan.
Menjadi hewan semi-akuatik, kuda nil cenderung menghabiskan sebagian besar waktu bermalas-malasan di air, dan keluar untuk makan setelah senja.
Hippopotami (Hippopotamus amphibius) on river bank
Rata-rata usia kuda nil berkisar antara 40 sampai 50 tahun, meskipun sebagian bisa mencapai usia 55 tahun.
Meskipun kuda nil sekilas tampak malas dan jinak, hewan ini dikenal sangat agresif jika bertemu manusia.

Apa Makanan Kuda Nil?
Kuda nil makan berbagai macam vegetasi yang tumbuh di Sub-Sahara Afrika.
Makanan kuda nil terdiri dari rumput, tetapi mereka juga dikenal makan buah-buahan, daun, kacang-kacangan, dll.
Menjadi hewan semi-akuatik, kuda nil juga memakan tanaman air serta alang-alang yang ditemukan di habitat alami mereka.
Meskipun jarang, kuda nil juga makan hewan kecil serta bangkai hewan.
Kuda nil lebih memilih menghabiskan waktu bermalas-malasan di dalam air atau berjemur di tepi sungai sepanjang hari.
Hewan ini memiliki kemampuan menakjubkan menahan napas dan menyelam dalam waktu lama.
Kuda nil hanya keluar dari air pada malam hari untuk mencari makanan.
Kuda nil bisa menghabiskan 50 kg vegetasi sekali makan. Hewan ini mencari makan empat sampai lima jam setiap malam, dan dapat pergi 1,5 hingga 3 km dari badan air.
Meskipun memilih tinggal dekat air, jika diperlukan, kuda nil bisa pergi hingga 10 km dari badan air untuk mencari makanan.
Jumlah kuda nil semakin menurun dari waktu ke waktu akibat perburuan dan rusaknya habitat mereka.
Kuda nil diburu untuk diambil giginya yang mirip gading serta dagingnya untuk konsumsi masyarakat lokal.[]

Bebek

Bebek adalah hewan yang telah didomestikasi (dipelihara) guna diambil daging, telur bahkan bulunya. Bebek yang telah didomestikasi ini berasal dari keturunan bebek liar. Nama ilmiah bebek sendiri adalah Anas Platyrnchos. Klasifikasi bebek atau itik meliputi kelas aves (hewan bersayap), hewan bertulang belakang (Chordata), dari family Anatidae. Bebek sangat identik dengan kehidupannya yang selalu berkelompok dan sebagian besar bebek senang berada dipermukaan air. 
Bebek dapat ditemukan diseluruh dunia kecuali di Antartika. Bebek dapat ditemukan diberbagai habitat. Seperti sungai, rawa, dan lautan. Bebek dapat di kawin silangkan, namun menghasilkan keturanan steril sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan. Bebek termasuk hewan omnivora dimana memanfaatkan berbagai sumber makanan seperti rumput, tanaman air, serangga, amfibi kecil, cacing. Sehingga bebek memiliki kemampuan beradaptasi di lingkungan yang baru
Tentang Bebek Dan Ciri-Cirinya

Dalam perkembangbiakannya bebek memiliki keunikan dimana banyak ditemukan bebek yang telah didomestikasi, Indukannya hanya menetaskan telur saja dan tidak mengeraminya. Apabila disekitar bebek ada ayam maka ayam biasanya akan mengerami telur bebek. Hal ini disebut dengan Artifial
Selain itu ciri khusus bebek yaitu pada struktur bulu dimana lapisan bawah bulu tidak basah saat berendam dalam air. Hal ini dapat memberikan control suhu tubuh agar tetap hangat meski sedang berada di air. 


Ciri-Ciri Umum Bebek Jantan Maupun Betina Adalah : 
  • Warna bulunya beragam dan bebek betina biasanya terdapat pola yang berbintik-bintik dan terlihat lebih kusam 
  • Ukuran tubuh bebek pejantan lebih besar dibandingkan betina dan terlihat berlekuk dan membulat 
  • Saat bersuara bebek pejantan tidak keras dan cenderung lembut dibandingkan betina yang bersuara keras 
  • Bagian bulu ekor bebek jantan pada ujungnya terlihat menekuk ke atas sedangkan betina tidak. 
  • Ke duanya memiliki kaki yang lebar, berselaput sehingga mampu berenang di air dan letaknya berada jauh dibelakang tubuh. serta berjalan horizontal dan lambat. 
  • Memiliki paruh lebar dan panjang yang mengandung lamellae yang berfungsi untuk menyaring makanan. 
  • Bobot sekitar 0,7 samapi 1,5 Kg dan Panjangannya sekitar 30 -50 cm.

Kupu-Kupu


Kupu-kupu merupakan salah satu jenis binatang yang memiliki beragam spesies di Indonesia. Di mata dunia, Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia dengan jumlah keanekaragaman yang tinggi yaitu sebanyak 2.500 jenis dan hanya terpaut dari Brazil yang mencapai 3.000 jenis kupu-kupu. Daerah yang menjadi kerajaan kupu-kupu (The Kingdom of Butterfly) di Indonesia adalah di Sulawesi, salah satunya di kabupaten Maros dengan kawasan konservasinya yang kaya dengan aneka jenis kupu-kupu.

Beberapa jenis kupu-kupu yang terdapat di Indonesia merupakan jensi spesies langka dan dilindungi oleh negara. Berikut ulasan selengkapnya.

Spesies kupu-kupu langka #1: Kupu-Kupu Bidadari
Nama latin: Cethosia myrina
Nama lain: Kupu-kupu sayap renda, brown accented butterfly
Keterangan: Kupu-kupu ini merupakan satwa endemik di daerah Sulawesi khususnya di bagian Utara dan Selatan. Kupu-kupu ini memiliki lebar sayap mencapai 7,5 cm.
Gambar:
kupu-kupu sayap bidadari

Spesies kupu-kupu langka #2: Kupu-kupu sayap burung peri
Nama latin: Ornithoptera chimaera
Nama lain: Chimaera Birdwing
Status konservasi: Near Threatened
Keterangan: dapat ditemukan di beberapa lokasi di Papua dan Papua Nugini, kupu-kupu ini memiliki rentang sayap yang dapat mencapai 7 hingga 15 cm pada kupu-kupu jantan.
Gambar:
kupu-kupu sayap burung peri

Spesies kupu-kupu langka #3: Kupu-kupu sayap burung surga
Nama latin: Ornithoptera paradisea
Nama lain: Butterfly of Paradise
Status konservasi: Least Concern
Keterangan: ditemukan di beberapa lokasi di papua dan papua nugini. Spesies jantannya memiliki waena hitam dengan kombinasi hijau keemasan di bagian sayapnya, sedangkan sang betina berwarna coklat tua. Rentang sayap kupu-kupu ini adalah 14-19 cm.
Gambar:
kupu-kupu sayap burung surga

Spesies kupu-kupu langka #4: Kupu-kupu raja
Nama latin: Troides andromache
Nama lain: borneo birdwing
Status konservasi: near threatened
Keterangan: Kupu-kupu ini terdapat di beberapa wilayah di Indonesia dan Malaysia dengan sayap yang besar dan berwarna orange.
Gambar:
kupu-kupu raja

Spesies kupu-kupu langka #5: Kupu-kupu Burung Titon
Nama latin: Ornithoptera tithonus
Nama lain: Tithonus birdwing
Status Konservasi IUCN Red List: Data Deficient (DD)
Keterangan: ditemukan di Indonesia
Gambar:
kupu-kupu burung titon

Kelima kupu-kupu termasuk beberapa spesies kupu-kupu yang saat ini tergolong langka untuk didapatkan

Gajah Sumatra

Gajah Sumatera Mamalia Langka Terbesar di Indonesia
Gajah Sumatera merupakan keturuan dari gajah Asia yang hanya bisa di jumpai di wilayah pulau Sumatera.Pada umumnya Gajah Sumatera memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari pada Gajah India. Gajah Sumatera termasuk Satwa Langka Indonesia yang Dilindungi, dimana populasi gajah sumatera mulai menurun dan termasuk spesies yang langka dan terancam akan punah. Menurut hasil survei yang dilakukan pada tahun 2000 terdapat sekitar 2000 sampai 2700 ekor, namun pada akhirnya 65% dari populasinya tersebut mati karena di bunuh oleh manusia dan sisanya 35% kemungkinan mati karena di racuni. Kini habitat yang dulunya di huni oleh Gajah Sumatera menjadi lahan perkebunan.

Mamalia Terbesar di Indonesia

Gajah sumatera merupakan jenis mamalia terbesar yang ada di indonesia, yang mana beratnya mencapai 6 ton dan memiliki tinggi mencapai 3,5 m. Gajah memiliki periode untuk mengandung cukup lama, yaitu 22 bulan dan umurnya sampai 70 tahun. Gajah merupakan jenis hewan herbivora yang cerdas karena memiliki otak yang lebih besar daripada mamalia yang lainya. Gajah memiliki telinga yang cukup besar, sehingga pendengaranya pun sangatlah tajam. Selain itu telinga yang besar juga berfungsi sebagai pengatur suhu panas tubuh. Sedangkan belalinya berfungsi untuk mencari/mendapatkan makanan dan air, serta bisa di gunakan untuk mengenggam dengan ujungnya.
Gajah Sumatera Mamalia Langka Terbesar di Indonesia

Habitat Gajah Sumatera

Gajah sumatera memiliki urutan sosial yang sangat tertata, kehidupad sosial antara gajah jantan dan betina sangatlah berbeda. Dimana sang betina lebih menghabiskan hidupnya dalam kelompok keluarha yang terdiri atas ibu, anak perempuan, saudara perempuan dan bibi. Kelompok keluarga ini dipimpin oleh gajah betina tertua. Ketika ada salah satu gajah sedang mengandung maka 2-3 gajah akan selalu menemaninya. Beda dengan gajah betina, gajah jantan sering menghabiskan waktu hidupnya untuk hidup menyendiri alias tidak berkelompok. Meskipun gajah memiliki badan yang besar mereka sangatlah handal dalam urusan berenang, dimana gajah bisa berenang selama kurang lebih 6 jam dan bisa menempuh jarak sejauh 50km. Gading gajah merupakan sepasang gigi seri yang ada pada bagian depan rahang atas, yang mana akan terus tumbuh selama gajah itu hidup, meskipun pertumbuhanya tidak terlalu panjang. Gajah memiliki tengkorak yang besar dan kuat, dimana didalamnya berisikan otak yang sangat cerdas. Tak heran gajah memiliki ingatan yang sangat kuat, dan jarang kali melupakan perintah-perintah yang telah diajarkan oleh sang pawang. Rata-rata gajah mampu mengingat 25 perintah atau aba-aba serta mampu membuat sebuah alat sendiri untuk digunakanya. Seperti saat ia merasakan gatal di punggungya ia akan mematahkan sebuah tongkat untuk digunakan menggaruk punggungnya yang gatal.

Makanan Gajah Sumatera

Gajah merupakan jenis hewan herbivora. Mereka akan sedikitnya menghabiskan waktu sekitar 16 jam dalam sehari hanya untuk mengumpulkan makanan. Yang mana makananya 50% terdiri dari rumput, dan ditambah dengan dedaunan, ranting, akar dan sedikit buah, benih bunga. Gajah hanya akan mencerna 40% dari apa yang dimakanya, maka dari itu mereka harus mangkonsusminya dalam jumlah yang besar. Gajah dewasa bisa mengonsumsi 300 pon hingga 600 pon atau dalam ukuran kg antara 140kg sampai 270kg dalam seharinya. Dimana sebagian besar atau sekitar 60% dari makananya akan tertinggal di dalam perutnya dan tidak di cerna oleh gajah.

Reproduksi atau Kembang Biak

Gajah Sumatera termasuk jenis hewan mamalia, dimana gajah berkembang biak dengan cara melahirkan. Masa mengandung yang di alami oleh gajah pada umumnya sekitar 22 bulan lamanya. Saat lahir, bayu gajah biasanya akan memiliki berat sekitar 120 kg dan tingginya mencapai 90cm. Dengan ukuranya yang besar maka bayi gajah merupakan bayi mamalia terbesar yang ada di dunia in.

Orang Utan Kalimantan

Orang Utan Kalimantan
Orang Utan Kalimantan
Orang Utan kalimantan atau pongo pygmaeus termasuk dalam spesies orangutan disamping orangutan sumatera. Sesuai namanya, orangutan kalimantan ( pongo pygmaeus ) hidup di pulau kalimantan serta merupakan spesies endemik pulau tersebut. Walau populasinya semakin banyak dibanding orangutan sumatera, tetapi bukan hanya bermakna orangutan kalimantan bebas dari ancaman kepunahan. Orangutan kalimantan terhitung di antara satwa langka indonesia dengan status konservasi endangered ( terancam ).
Hewan ini memiliki nama latin pongo pygmaeus. Namun dalam bahasa inggris dikenal sebagai bornean orangutan. Orangutan kalimantan terbagi atas 3 sub spesies yakni pongo pygmaeus morio, pongo pygmaeus pygmaeus, serta pongo pygmaeus wurmbii.

Ciri-ciri Orang Utan Kalimantan

Ciri serta diskripsi orangutan kalimantan. Orangutan kalimantan tidak sama jauh dengan saudaranya, orangutan sumatera. Postur tubuhnya semakin besar di banding orangutan sumatera. Orangutan kalimantan ( pongo pygmaeus ) memiliki berat tubuh lebih kurang 50 – 100 kg ( jantan ) serta 30-50 kg ( betina ) dengan tinggi rata-rata , 5 mtr..
Bulunya berwarna coklat kemerahan, mempunyai lengan yang panjang serta kuat, kaki pendek, serta tidak mempunyai ekor. Pejantan orangutan kalimantan mempunyai benjolan dari jaringan lemak di ke-2 segi muka yang mulai berkembang di masa dewasa sesudah perkawinan pertama. Orangutan kalimantan termasuk binatang omnivora meskipun lebih suka tumbuhan. Makanannya orang utan ialah buah, dedaunan, kulit pohon, bunga, telur burung dan serangga, serta vertebrata kecil yang lain. Hewan endemik kalimantan ini aktif di siang hari ( diurnal ). Mereka dapat berkomunikasi dengan suara .

Populasi Orang Utan Kalimantan

sebagai hewan endemik kalimantan, orangutan ini cuma ada di kalimantan ( indonesia serta malaysia ). Habitatnya yaitu rimba di tempat dataran rendah sampai tempat pegunungan dengan ketinggian . 500 mtr. Dpl. Subspesies pongo pygmaeus pygmaeus ( northwest bornean orangutan ) bisa ditemukan di serawak ( malaysia ) serta kalimantan sisi barat laut. Subspesies pongo pygmaeus wurmbii ( central bornean orangutan ) ada di kalimantan sedang serta sisi selatan kalimantan barat. Namun subspesies pongo pygmaeus morio ( northeast bornean orangutan ) didapati di kalimantan timur ( indonesia ) serta sabah ( malaysia ).
Populasi orangutan kalimantan memanglah semakin banyak dibanding saudaranya orangutan sumatera. Populasinya diperkirakan pada 45. 000 sampai 69. 000 ekor ( caldecott and miles 2005 ). Sebagian lokasi sebagai habitat binatang endemik langka ini diantaranya taman nasional betung kerihun ( 2000 ekor ), taman nasional danau sentarum ( 500 ekor ), taman nasional bukit baka bukit raya ( 175 ekor ), taman nasional gunung palung ( 2. 500 ekor ), serta bukit rongga dan parai ( 1000 ekor ).
Klasifikasi ilmiah : kerajaan : animalia ; filum : chordata ; kelas : mamalia ; ordo : primata ;
Famili : hominidae ; genus : pongo ; spesies : pongo pygmaeus.

Orangutan Kalimantan Terancam punah

Populasi orangutan kalimantan ini makin hari alami penurunan akibat dari rusaknya habitat ( rusaknya rimba ), kebakaran rimba, pembalakan rimba, menciutnya luas rimba, dan perburuan serta perdagangan liar. Dikarenakan itu iucn redlist memasukkan orangutan kalimantan dalam status endangered ( terancam ) sejak tahun 1994. Namun cites memasukkannya dalam daftar apendiks i yang bermakna tidak bisa diperdagangkan. Pemerintah indonesia juga sudah memasukkan spesies ini sebagai satwa yang dilindungi. Di Kebun Binatang Semarang juga memiliki Orangutan Kalimantan.

Kamis, 23 April 2015

Merak Hijau

Burung Merak Hijau
Burung Merak Hijau
Burung Merak Hijau atau yang sering di sebut Burung Merak Jawa, memiliki nama latin pavo muticus dalam lampiran PP No. 7 Tahun 1999 cuma ditulis burung merak yaitu merupakan burung dari tiga spesies merak. Layaknya burung-burung yang lain yang ditemukan di suku phasianidae, merak hijau memiliki bulu yang sangat indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran amat besar, panjangnya bisa meraih 300cm, dengan penutup ekor yang amat panjang. Diatas kepalanya ada jambul tegak. Burung betina memiliki ukuran yang lebih kecil dari burung jantan. Burung jantan memiliki bulu yang kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan serta tanpa dihiasi bulu penutup ekor.

Populasi Burung Merak Hijau

Populasi merak hijau tersebar di hutan terbuka yang terdapat padang rumput antara lain di republik rakyat cina, indocina serta jawa, indonesia. Pada mulanya burung merak hijau juga ditemukan di india, bangladesh serta malaysia, akan tetapi saat ini sudah punah di sana. Meskipun berukuran amat besar, merak hijau yaitu burung yang pintar terbang. Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor burung jantan di buka membentuk kipas dengan bintik berupa mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur.

Habitat & Makanan Merak Hijau

Merak Hijau
Merak Hijau
Di Indonesia, merak hijau cuma ada di pulau jawa. Habitatnya dimulai dari dataran rendah sampai tempat-tempat yang tinggi. Di antaranya yang tetap dapat didapati ada di taman nasional alas purwo, jawa timur. Disamping itu diperkirakan juga tetap ada di taman nasional ujung kulon, serta taman nasional meru betiri.
Populasi merak hijau terus menyusut. Ini disebabkan oleh rusaknya habitat serta perburuan liar. Burung langka yang indah ini diburu untuk di ambil bulunya maupun diperdagangkan sebagai bintang peliharaan. Untuk hindari kepunahan burung langka ini dilindungi undang-undang. Di pulau jawa saat ini jumlah merak hijau ( pavu muticus ) diperkirakan tidak kian lebih 800 ekor.
Merak hijau termasuk jenis hewan omnivora, makanannya terdiri dari beraneka ragam biji-bijian, pucuk rumput (rumput muda) dan serangga serta hewan-hewan yang berad di sekelilingnya seperti laba-laba, cacing, dan kadal kecil.
Klasifikasi ilmiah Merak Hijau :
Kerajaan: Animalia.
Filum: Chordata.
Kelas: Aves.
Ordo: Galliformes.
Famili: Phasianidae.
Genus: Pavo
Spesies: Pavo muticus.
Nama binomial: Pavo muticus (Linnaeus, 1766)

Merak Hijau  Hampir Punah

Merak Hijau merupakan satwa liar yang dilindungi undang-undang, seperti yang telah di jelaskan di dalam Lampiran PP No.7 Tahun 1999. Selain itu International Council for Bird Preservation juga telah menetapkan bahwasanya Merak Hijau sebagai hewan yang hampir punah. Sementara itu CITES juga telah mendaftarkan spesies ini dalam Appendix II.

Kanguru

Macam-macam Spesies Kanguru - Habitat dan Populasi Kanguru
Macam-macam Spesies Kanguru – Habitat dan Populasi Kanguru
Kanguru atau kangguru merupakan salah satu hewan mamalia yang mempunyai kantung (marsupialia). Hewan ini terhitung hewan khas australia. Kata kanguru di ambil dari bahasa aborigin yaitu gangguru.
Asal nama kangguru mempunyai cerita unik. Pada satu hari, pelaut asal amerika inggris mendarat di australia. Pelaut itu lantas lihat seekor hewan yang amat unik, berkantung. Pelaut itu lantas ajukan pertanyaan pada orang suku aborigin, suku asli australia di sana.

Pelaut ajukan pertanyaan, hewan apa itu ? Dijawab, kang-ga-roo. Pelaut berasumsi kanggaroo yaitu nama hewan itu. Maka mereka menamai hewan tersebut kanggaroo, atau di indonesia seringkali terdengar kanguru. Sesungguhnya, orang aborigin itu berkata, saya tidak tahu !

Macam-macam Spesies Kanguru

Ada tiga jenis spesies kanguru, yakni :
  1. Kanguru merah, kanguru merah yaitu hewan marsupial terbesar yang tetap hidup. Jika berdiri tingginya bisa meraih kian lebih 2 mtr. Serta bobotnya meraih 90 kg. Kanguru type ini umumnya bergerak didalam grup besar. Mereka tidur di saat siang yang hawanya sangat panas. Jika tak ada air, mereka dapat melacak kelembapan dari tumbuhan hijau. Mereka juga cuma dapat berkembangbiak jika ada hujan serta tumbuh tanaman baru.
  2. Kanguru abu-abu timur, kanguru abu-abu timur bisa ditemukan di tempat subur australia sisi timur.
  3. Kanguru abu-abu barat, kanguru abu-abu barat bisa ditemukan di australia sisi barat, australia sisi selatan yang dekat dengan pantai serta basin sungai darling. Kanguru abu-abu  sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di hutan-hutan eukaliptus yang terbuka serta di tempat berumput. Mereka mengonsumsi rumput.

Habitat Kanguru

Kanguru memiliki dua kaki belakang yang sangat kuat, telapak kakinya yang besar didesain untuk meloncat. Kanguru biasa melompat dengan dua kakinya hingga  kecepatan 20-25 km/jam. Namun mereka dapat melompat sampai kecepatannya mencapai 70 km/jam. Harapan hidup kanguru lebih kurang 9-18 th. Walau terkadang ada kanguru yang dapat bertahan hidup sampai 28 th..
Bila kita menyebut kanguru pastilah satwa ini diidentikkan dengan negara asalnya, australia. Namun apakah anda ketahui bahwa satwa ini tidak cuma punya negara tetangga kita australia. Indonesia juga mempunyai tempat dimana hewan ini bermukim. Yaitu papua, area dimana hewan berkantung itu hidup menyatu dengan alam yang asri.
Sampai sekarang ini ada lebih kurang sepuluh type kanguru yang ada di lokasi indo-pasifik. Separuhnya ada di indonesia. Apalagi di antara type diantaranya baru saja ditemukan. Kanguru pohon mbaiso ( dendrolagus mbaiso ) ditemukan di lokasi rimba sub-alpin papua. Type yang lain yaitu kanguru pohon hias ( denrolagus goodfellowi ), kanguru pohon ndomea ( dendrolagus dorianus ), kanguru pohon nemena ( d. Ursinus ), serta kanguru pohon wakera ( dendrolagus inustus ). Wujud serta type dari hewan ini tidak alami banyak perbedaan. Cuma ukurannya saja yang tidak sama. Kanguru yaitu binatang mamalia berkantung yang ganjil serta aneh. Berwajah serupa rusa, jalan dengan langkah melompat serta mempunyai kaki belakang yang ukurannya semakin besar dari ke-2 kaki depannya.

Populasi Kanguru

Kelompok ini juga biasa hidup diantara lebatnya rimba serta semak belukar. Wujud ekor dari kanguru pohon agak panjang serta bulat dan berbulu lebat dari pangkal sampai ujung ekornya, namun wujud moncongnya lebih runcing dari wujud moncong kanguru darat. Pada kanguru darat ke-2 kaki depannya tambah lebih kecil dari kaki belakangnya, ekornya meruncing di bagian ujung serta tidak berbulu. Moncongnya tidak terlampau runcing serta tidak berbulu layaknya kanguru pohon. Cakarnya lalu lebih kecil. Barangkali ini sesuai dengan kebutuhannya yang tak perlu berpegangan pada dahan pohon layaknya lau-lau.

Ular Sanca Kembang

Ular Sanca Kembang – Perkembangbiakan dan Habitat Ular Python

Ular Sanca Kembang
Ular Sanca Kembang
Sanca kembang yaitu sejenis ular tidak berbisa yang berukuran besar. Mungkin ular sanca kembang juga lebih sering kita kenal sebagai Ular Python. Ular sanca kembang ini ukuran terbesarnya dikatakan bisa melebihi 10 mtr.. Lebih panjang dari anakonda (eunectes), ular terbesar serta terpanjang di amerika selatan. Nama-nama yang lain yaitu ular sanca ; ular sawah ; sawah-n-etem (simeulue) ; ular petola (ambon) ; serta didalam bhs inggris reticulated python atau sering disingkat retics.
Sanca kembang ini gampang dikenali dikarenakan biasanya bertubuh besar. Keluarga sanca (pythonidae) relatif gampang dibedakan dari ular-ular lain dengan lihat sisik-sisik dorsalnya yang kian lebih 45 deret, serta sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar segi bawah tubuhnya. Di indonesia bagian barat, terdapat lima spesiesnya : tiga spesies bertubuh gendut pendek yaitu grup ular peraca (python curtus group : p. Curtus, p. Brongersmai serta p. Breitensteini) di sumatra, kalimantan serta semenanjung malaya.
Dua spesies yang lain bertubuh relatif panjang, pejal berotot : P. Molurus (sanca bodo) serta P. Reticulatus. Kedua-duanya menyebar dari asia sampai sunda besar, terhitung jawa. P. Molurus mempunyai pola kembangan yang tidak sama dari reticulatus, terlebih karenanya ada pola v besar berwarna gelap diatas kepalanya. Sanca kembang mempunyai pola lingkaran-lingkaran besar berupa jala (reticula, jala), tersusun dari warna-warna hitam, kecoklatan, kuning serta putih di selama segi dorsal tubuhnya. Satu garis hitam tidak tebal jalan diatas kepala dari moncong sampai tengkuk, menyerupai garis sedang yang membagi dua kanan kiri kepala dengan simetris. Serta tiap-tiap satu garis hitam lain yang lebih tidak tipis ada di setiap segi kepala, melalui mata ke belakang.

Sanca Kembang Ular Terpanjang di Dunia

Ular Python
Ular Python
Sanca kembang terhitung ular yang terbesar serta terpanjang didunia. The Guinness Book Of World Records th. 1991 mencatat sanca kembang memiliki panjang 32 kaki 9. 5 inci ( lebih kurang 10 mtr. ) Menjadi ular yang terpanjang ( murphy and henderson 1997 ). Tetapi yang umum didapati yaitu ular-ular yang berukuran 5-8 mtr.. Namun berat optimal yang tercatat yaitu 158 kg ( 347. 6 lbs ). Ular sanca terhitung ular yang berusia panjang, sampai kian lebih 25 th.. Ular-ular betina mempunyai tubuh yang semakin besar. Bila yang jantan sudah mulai kawin pada panjang tubuh lebih kurang 7-9 kaki, yang betina baru pada panjang lebih kurang 11 kaki. Dewasa kelamin terwujud pada usia pada 2-4 th.

Habitat dan Makanan Ular Python

Sanca kembang bisa di temukan hidup di hutan-hutan tropis yang lembap (mattison, 1999). Ular ini bergantung pada ketersediaan air, hingga sering didapati tidak jauh dari badan air layaknya sungai, kolam serta rawa. Makanan utamanya yaitu mamalia kecil, burung serta reptilia lain layaknya biawak. Ular yang kecil memangsa kodok, kadal serta ikan. Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi rimba, rusa, apalagi manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menanti mangsa (Mattison pada tahun 1999, Murphy And Henderson pada tahun 1997, Shine Et Al pada tahun 1999). Ular ini lebih suka menanti dari pada aktif berburu, mungkin dikarenakan ukuran tubuhnya yang besar menggunakan banyak daya. Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat ( constricting ) sampai mati kehabisan napas. Sebagian tulang di lingkar dada serta panggul barangkali patah sebab itu. Setelah mati mangsa ditelan bulat-bulat dimulai dari kepalanya. Sesudah makan, terlebih sesudah menelan mangsa yang besar, ular ini dapat berpuasa sekian hari sampai sebagian bln. Sampai ia lapar kembali. Seekor sanca yang dipelihara di regent’s park pada th. 1926 menampik untuk makan sepanjang 23 bln., tetapi sesudah itu ia normal kembali (Murphy And Henderson 1997).

Perkembangbiakan Ular Sanca Kembang

Musim kawin Ular Sanca Kembang berjalan pada september sampai maret di asia. Berkurangnya durasi siang hari serta berkurangnya suhu udara adalah factor pendorong yang merangsang musim kawin. Tetapi demikianlah, musim ini bisa beragam dari satu area ke area lain. Shine et al. 1999 memperoleh bahwa sanca kembang di lebih kurang palembang, sumatera selatan, bertelur pada september-oktober ; sesaat di lebih kurang medan, sumatera utara pada bln. April-mei. Jantan ataupun betina dapat berpuasa di musim kawin, hingga ukuran tubuh jadi perihal yang mutlak disini. Betina apalagi dapat meneruskan puasa sampai bertelur, serta amat barangkali juga sampai telur menetas (mccurley 1999). Sanca kembang bertelur pada 10 sampai lebih kurang 100 butir. Telur-telur ini ‘dierami’ pada suhu 88-90 °f (31-32 °c) sepanjang 80-90 hari, apalagi dapat kian lebih 100 hari. Ular betina dapat memutari telur-telur ini sembari berkontraksi. Gerakan otot ini menyebabkan panas yang dapat menambah suhu telur sebagian derajat diatas suhu lingkungan. Betina dapat melindungi telur-telur ini dari pemangsa sampai menetas. Tetapi cuma hingga itu saja ; demikian menetas, bayi-bayi ular itu ditinggalkan serta nasibnya diserahkan ke alam.
Klasifikasi ilmiah Ular Sanca Kembang
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Upaordo: Serpentes
Famili: Pythonidae
Genus: Python
Spesies: P. reticulatus
Nama binomial
Python reticulatus

Rusa Tutul

Rusa Tutul, Habitat, Makanan dan Perkembangbiakan Rusa Tutul
Rusa Tutul, Habitat, Makanan dan Perkembangbiakan Rusa Tutul
Rusa, sambar, atau menjangan (bhs inggris : deer) yaitu hewan mamalia pemamah biak (ruminan) yang termasuk dalam familia cervidae. Di antara ciri khas rusa yaitu ada antler (tanduk rusa), serta bukan hanya tanduk, yang disebut perkembangan tulang yang berkembang tiap-tiap th. (Umumnya pada musim panas) terlebih pada rusa jantan (meskipun ada sebagian pengecualian). Ada lebih kurang 34 spesies rusa di semua dunia yang terbagi jadi dua grup besar : grup rusa dunia lama yang terhitung subfamilia muntiacinae serta cervinae ; dan grup rusa dunia baru, hydropotinae serta odocoilinae.
Bobot rusa biasanya berkisar 30 – 250 kilogram (70 sampai £ 600), walau pudu utara rata-rata 10 kilogram (20 lb) serta moose rata-rata 431 kilogram (1. 000 lb). Mereka biasanya mempunyai luwes, badan kompak serta panjang, kaki kuat pas untuk medan rimba kasar. Rusa juga jumper yang amat baik serta perenang. Rusa ruminansia, atau kunyahan-pengunyah, serta mempunyai empat bilik perut. Gigi rusa sesuai dengan makan pada vegetasi, serta layaknya ruminansia yang lain, mereka kekurangan atas gigi seri, bukan hanya mempunyai pad berat dibagian depan rahang atas mereka. Sebagian rusa, layaknya di pulau rum, janganlah mengonsumsi daging apabila ada. Rusa air cina, rusa tufted serta kijang sudah diperbesar atas gigi taring membentuk taring tajam, sesaat spesies lain kerap kekurangan atas taring sekalipun. Gigi pipi rusa mempunyai pegunungan sabit dari enamel, yang sangat mungkin mereka untuk menggiling beragam vegetasi.
Rusa tutul berukuran lebih kecil dari pada ukuran tubuh rusa jawa serta terlihat segera. Panjang tubuh 91 cm, panjang ekor 20 cm – 30 cm dengan berat badan kurang dari 45 kg. Ciri fisik rusa tutul ini yaitu : untuk yang jantan dia mempunyai rongga bercabang tiga. Satwa ini tubuhnya ditutupi oleh mantel rambut yang berwarna coklat kemerahan dengan totol-totol berwarna putih, cuma di bagian spesifik saja layaknya di bagian dagu, perut serta khaki tidak bertotol. Warna totol-totol ini tersusun layaknya garis bukan hanya tersebar dengan tidak teratur.

Habitat Rusa Tutul

Rusa Tutul di Kebun Binatang Semarang
Rusa Tutul di Kebun Binatang Semarang
Habitat rusa tutul yaitu rimba muda, rimba kayu, pinggiran sungai di lokasi india, srilangka, serta diperkenalkan ke australia, yang lantas tersebar ke beragam lokasi di indonesia. Apalagi sudah diintroduksi juga ke beragam negara layaknya australia, mauritius, kaledonia, selandia baru, papua nugini, serta timor leste. Habitatnya yaitu padang rumput pada tempat beriklim tropis serta subtropis, tetapi binatang ini dapat beradaptasi di habitat yang berbentuk rimba, pegunungan, serta rawa-rawa.
Tingkah laku satwa ini hidup berkelompok, di dalam grupnya ada sebagian rusa jantan, rusa betina serta anak-anaknya. Grup ini dipimpin oleh rusa betina yang sangat tua, yang bertindak berikan info pada grupnya, layaknya berikan info bila dia menangkap ada bahaya yang mengintai grupnya hingga segera dia berikan info untuk waspada serta segera menghindar dari mara bahaya tersebut. Serta didalam situasi ini maka rusa jantan yang sangat kuat dapat menukar posisinya untuk mengamankan grupnya dari situasi bahaya tersebut.

Makanan Rusa Tutul

Di habitat aslinya rusa tutul, mengonsumsi beragam bagian tanaman layaknya daun, bunga, biji dari type tumbuh-tumbuhan spesifik. Dengan alami rusa timor mengonsumsi type daun-daunan serta rumput-rumputan, namun untuk rusa timor didalam penangkaran/peternakan bisa diberikan pakan tambahan berbentuk konsentrat ( dedak padi, ampas tahu, bungkil kelapa ), sayuran ( kangkung, bayam ), umbi-umbian ( wortel, ubi jalar ), buah-buahan ( pisang, nangka, pepaya, mangga ) dan limbah pertanian ( jerami, daun serta batang kacang-kacangan ).

Perkembangbiakan Rusa Tutul

Masa perkawinan rusa ialah pada bln. Juni – juli, lama masa kandungan rusa kisaran 7 – 7. 5 bln.. Setiap saat reproduksi cuma 1ekor anakan sajalah yang dihasilkan oleh setiap indukan betina. Anak tersebut dapat diasuh oleh induknya sampai dirasa anak tersebut dapat hidup mandiri.

Klasifikasi ilmiah Rusa

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Upaordo: Ruminantia
Famili: Cervidae Goldfuss, 1820
Subfamilia
Odocoilinae Cer

Harimau Jawa

Harimau jawa merupakan salah satu jenis harimau yang bisa di temukan di wilayah pulau jawa. Akan tetapi keberadaanya sudah di kabarkan telah punah sekitar tahun 1980 akibat dari perburuan liar dan juga menyempitnya habitat asli dari Harimau jawa karena beralih fungsi menjadi lahan pertanian.
Harimau Jawa di Perkirakan Telah Punah
Foto Harimau Jawa yang diambil pada tahun 1938
Image Credit : Wikipedia.Org
Ada kemungkinan kepunahan ini berlangsung kira-kira pada th. 1950-an, saat diperkirakan cuma tinggal 25 ekor dari jenis harimau ini. Terakhir kali terdapat sinyalemen dari harimau jawa adalah pada th. 1972. Pada th. 1979, ada sinyal tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau jawa. Kemungkinan kecil binatang satu ini belum punah. Pada th. 1990-an ada sebagian laporan perihal keberadaan hewan ini, meskipun perihal ini tidak dapat diverfikasi.
Factor yang dikira menjadikan harimau sunda punah yaitu rusaknya habitat yang disebabkan tekanan masyarakat serta perburuan intensif pada awal abad ke-20.
Di akhir th. 1998 sudah diselenggarakan seminar nasional harimau jawa di UC UGM yang sukses menyepakati untuk dikerjakan peninjauan kembali atas klaim punahnya satwa ini. Perihal tersebut dikarenakan bukti-bukti temuan teranyar berbentuk jejak, guratan di pohon, serta rambut, yang diindikasikan sebagai punya harimau jawa. Dengan mikroskopis, susunan morfologi rambut harimau jawa bisa dibedakan dengan rambut macan tutul. Oleh dikarenakan itu sampai saat ini tetap dikerjakan usaha pembuktian eksistensi satwa penyandang status punah ini.
Rampokan macan ( litografi menurut lukisan oleh josias cornelis rappard )
Pada akhir abad ke-19, harimau ini ada banyak berkeliaran di pulau jawa. Pada th. 1940-an, harimau jawa cuma ditemukan di kawasan hutan terpencil. Ada usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan harimau ini, salah satunya ialah membuka sebagian taman nasional. Tetapi, ukuran taman ini terlampau kecil serta mangsa harimau terlampau sedikit. Pada th. 1950-an, saat populasi harimau jawa cuma tinggal 25 ekor, kurang lebih 13 ekor ada di taman nasional ujung kulon. Sepuluh th. Sesudahnya angka ini semakin berkurang. Pada th. 1972, cuma ada lebih kurang 7 harimau yang tinggal di taman nasional meru betiri. Meskipun taman nasional ini dilindungi, banyak yang buka tempat pertanian disitu serta membuat harimau jawa makin terancam serta lantas diperkirakan punah pada th. 80-an.

Ciri-ciri dan Karakteristik Harimau Jawa

Harimau jawa memiliki ukuran tubuh yang lebi besar jika dibanding dengan harimau sumatera serta harimau bali. Harimau jawa jantan memiliki berat 150-200 kg serta panjangnya kurang lebih 2. 50 mtr.. Betina berbobot legih mudah, yakni 75-115 kg serta sedikit lebih pendek dari type jantan. Besar tubuh harimau jawa ini dianggap dikarenakan ada persaingan dengan macan tutul serta ajak. Selain itu ada hukum : makin menjauhi garis khatulistiwa maka ukuran tubuh harimau dapat makin besar, jika harimau bali.
 Seekor harimau Jawa ditembak di Malingping, Lebak (tahun 1941)
Seekor harimau Jawa ditembak di Malingping, Lebak (tahun 1941)
Image Credit : Wikipedia.Org
Di samping harimau jawa, ada dua type harimau yang punah di abad ke-20, yakni harimau bali serta harimau kaspia. Secara ilmu biologis, harimau jawa memiliki jalinan amat dekat dengan harimau bali. Sebagian pakar biologi terlebih menyebutkan bahwa mereka yaitu satu spesies. Tetapi, banyak juga yang membantah pernyataan ini.
Walau harimau jawa bernama latin Sondaica tetapi lebih dimaksud Harimau Jawa atau Javan Tiger. Mayoritas sumber bhs inggris menyebut Javan Tiger. Nama latin Sondaica cuma digunakan sebagai penamaan biasa namun berhubung latin telah tidak menguasai dunia maka yang digunakan saat ini pengetahuan inggris ( english knowledge ). Dikarenakan harimau itu ditemukan di semua area di jawa terhitung jateng serta jawa timur. Dulu diberi nama sondaica dikarenakan penelitiannya di tempat yang mayoritas sunda. Nyatanya justru harimau jawa yang tetap tersisa jadi di jawa sedang serta jawa timur terlebih di rimba meru betiri jawa timur. Banyak laporan penampakan harimau jawa di rimba jateng serta jawa timur. Yang disebut dengan harimau jawa ini yaitu bukan hanya jawa didalam artian suku dikarenakan harimau tak ada suku serta agama. Namun yaitu jawa didalam artian area atau lokasi. Lantas sekalipun tak ada semangat kesukuan didalam penamaan harimau jawa.

Kelinci Sumatra

Kelinci Sumatra memiliki nama latin Nesolagus netscheri, juga dikenal dengan sebutan Kelinci Sumatra telinga pendek ataupun Kelinci belang Sumatra, yaitu tipe kelinci liar yang cuma bisa ditemukan di hutan tropis yang ada di  pegunungan Bukit Barisan di pulau Sumatra, Indonesia. Populasi kelinci Sumatra telah mengalami penurunan yang sangat signifikan yang mana disebabkan oleh perambahan atau penebangan hutan liar yang agresif di pulau Sumatra.
Kelinci Sumatra
Kelinci Sumatra
Kelinci Sumatra Memiliki ukuran lebih kurang 40 cm panjangnya, kelinci Sumatra mempunyai garis-garis kecoklatan, dengan ekor yang berwarna merah, dan di bawah perutnya berwarna putih. Umumnya tinggal di hutan yang memiliki ketinggian 600-1400 mtr. dari permukaan laut. Kelinci ini adalah hewan nokturnal, dengan mendiami bekas atau liang hewan lain. Makanannya yaitu pucuk daun muda dan tanaman yang memiliki ukuran pendek, tetapi kelinci hutan yang ditangkarkan mengonsumsi biji-bijian dan buah-buahan.
Pengamatan sudah dilaporkan sejak th. 1972 sejumlah 3 kali, sangat baru yaitu akhir Januari 2007 saat beberapa kamera jebakan dipasang di area Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Spesies dan Genus Kelinci Sumatera

Kelinci ini sesungguhnya yaitu hanya satu spesies dari genus Nesolagus hingga Kelinci Belang Annam ditemukan di Jejeran Annam di Laos dan Vietnam.
Beberapa pakar dari Zoological Society of London, menurut syarat-syarat keunikan evolusi dan kecilnya populasi berasumsi bahwasanya jumlah Populasi Kelinci Sumatera di antara dari 100 spesies mamalia yang berisiko besar dari kepunahan.

Klasifikasi Kelinci Sumatra

Kelinci Sumatra
Status konservasi
Status iucn3.1 VU.svg
Rentan (IUCN 3.1)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Lagomorpha
Famili: Leporidae
Genus: Nesolagus
Spesies: N. netscheri
Nama binomial
Nesolagus netscheri
(Schlegel, 1880)
Berkas:Sumatran Striped Rabbit area.png

Rusa Bawean

Rusa Bawean merupakan jenis rusa yang pada saat ini hanya bisa di jumpai di Pulau Bawean yang ada di tengah Laut Jawa. Dimana secara administratif Pulau Bawean berada di kawasan Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Rusa Bawean memiliki nama latin Axis Kuhlii. Jenis rusa ini termasuk langka dan telah di klasifikasikan oleh IUCN sebagai salah satu spesies terancam punah. Tak banyak, diperkirakan jumlah populasinya hanya kisaran 300 ekor yang ada di alam bebas. Hidupnya biasa membentuk kelompok kecil yang mana terdiri dari Rusa Betina dan anaknya ataupun Jantan yang ikut dengan betina untuk kawin. Rusa Bawean termasuk salah satu hewan nokturnal, dimana mereka aktif untuk mencari makan pada malam hari.
Rusa Bawean
Rusa Bawean jantan dewasa di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta
Image Credit : Wikipedia.Org

Ciri-ciri dan Karakteristik Rusa Bawean

Menurut study yang pernah di lakukan, rusa jantan memiliki tinggi antara 60 sampai 70cm. Dimana ekornya memiliki panjan 20cm dan Panjang tubuhnya (Kepala sampai tubuh) mencapai 140cm dengan bobot rusa dewasa antara 50 sampai 60 kg. Warna coklat sangat dominan dengan rusa ini. Rusa jantan memiliki tanduk yang bercabang tiga dan tumbuh mencapai 25 hingga 47cm. Tanduk tersebut berfungsi untuk memenangkan betina pada waktu musim kawin.

Klasifikasi Ilmiah Rusa Bawean

Status konservasi
Status iucn3.1 CR.svg
Kritis (IUCN 3.1)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Artiodactyla
Upaordo: Ruminantia
Famili: Cervidae
Upafamili: Cervinae
Genus: Axis
Spesies: A. kuhlii
Nama binomial
Axis kuhlii
Müller, 1840

Penankaran Rusa Bawean

Dengan kondisi populasi Rusa Bawean yang kian terancam punah, maka dibuatlah sebuah tempat penangkaran khusus rusa bawean yang ada di Pulau Bawean, tepatnya berada di Beto Gebang Pudakit Barat, Kecamatan Sangkapura. Lokasi penangkaran ini memiliki jarak 10 km dari Sangkapura, dimana waktu tempuh yang diperlukan hanya 30 menit. Untuk bisa ke lokasi, kita bisa memakai kendaraan roda dua layaknya sepeda motor atau juga bisa membawa mobil. Kondisi jalanya sudah lumayan bagus, akan tetapi hanya sebatas ke desa terdekat.
Penangkaran Rusa Bawean Beto Gebang
Penangkaran Rusa Bawean, Beto Gebang.
Image Credit : RusaBawean.com
Penangkaran ini memiliki luas 4 hektare dan berada tepat di kaki Gunung Gadung dan juga berbatasan dengan hutan konservasi Bawean. Lokasi penangkaran ini sangat berpotensial untuk dijadikan tempat wisata khususnya di bidang wisata pendidikan, penelitan dan ekowisata.

Beruang Madu

Beruang madu terhitung famili ursidae serta sebagai jenis paling kecil dari kedelapan jenis beruang yang ada didunia. Beruang ini merupakan fauna khas propinsi Bengkulu sekalian digunakan sebagai lambang dari propinsi tersebut . Beruang madu juga termasuk maskot dari kota Balikpapan. Beruang madu yang ada di Balikpapan di konservasi di sebuah hutan lindung yang bernama Hutan Lindung Sungai Wain.
Gambar Beruang Madu
Gambar Beruang Madu
Image Credit : Wikipedia.Org

Ciri-ciri Fisik Beruang Madu

Beruang Madu memiliki ciri fisik dengan panjang tubuhnya mencapai 1, 40 m, tinggi punggungnya mencapai 70 cm dengan berat berkisar antara 50 – 65 kg. Bulu beruang madu condong pendek, bercahaya serta biasanya hitam, matanya berwarna cokelat atau biru, diluar itu hidungnya relatif lebar namun tak terlampau moncong. Type bulu beruang madu yaitu yang paling pendek serta halus dibanding beruang yang lain, berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan, dibawah bulu lehernya ada sinyal yang unik berwarna oranye yang diakui melukiskan matahari terbit. Tidak sama dengan beruang madu dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir mempunyai bulu yang lebih lembut, tidak tebal serta bercahaya. Lantaran hidupnya di pohon-pohon maka telapak kaki beruang ini tak berbulu hingga ia bisa bergerak dengan kecepatan sampai 48 km. per jam serta mempunyai tenaga yang benar-benar kuat. Kepala beruang madu relatif besar hingga mirip anjing yaitu mempunyai telinga kecil serta berupa bunda. Beruang type ini mempunyai lidah yang benar-benar panjang serta bisa dipanjangkan sesuai sama dengan keadaan alam untuk menyarikan madu dari sarang lebah di pohon-pohon. Diluar itu, lidah yang panjangnya bisa melebihi 25 cm itu juga dipakai untuk menangkap serangga kecil di batang pohon. Beruang madu mempunyai penciuaman yang benar-benar tajam serta mempunyai kuku yang panjang di ke empat lengannya yang dipakai untuk memudahkan mencari makanan. Beruang madu seringkali jalan dengan empat kaki, serta benar-benar tidak sering jalan dengan dua kaki seperti manusia. Lengan beruang type ini cukup lebar serta mempunyai kuku melengkung dan berlubang yang mempermudahnya memanjat pohon. Kuku tangan yang melengkung dipakai oleh beruang ini untuk menggali rayap, semut serta sarang lebah serta beruang yang tengah mencari madu bakal selekasnya menghancurkan kayu yang tetap hidup serta fresh serta juga berupaya untuk menggaruk pohon yang memiliki kayu keras. Rahang beruang madu tak seimbang lantaran terlampau besar hingga tak bisa memecahkan buah-buah besar, kelapa misalnya. Gigi beruang ini lebih datar serta rata dibanding dengan type beruang lain, gigi taringnya cukup panjang hingga menonjol keluar dari mulut. Kemudian ukuran tulang tengkorak kepala dari beruang madu pada umunya mempunyai panjang tengkorak 264,5 mm, panjang condylobasal 241,3 mm, lebar zygomatic 214,6 mm, lebar mastoid 170,2 mm, lebar interorbital 70,5 mm, lebar maxilla 76,2 mm.

Habitat Beruang Madu

Habitat Beruang Madu
Habitat Beruang Madu
Image Credit : Wikipedia.Org
Pada umumnya habitat Beruang madu ada di hutan primer dan sekunder serta kerap juga hidup di lahan-lahan pertanian petani, mereka umumnya ada di pohon pada ketinggian 2 – 7 mtr. dari tanah, serta sering kali mematahkan cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk bikin sarang. Habitat beruang madu ada di daerah hujan tropis Asia Tenggara. Penyebarannya ada di pulau Borneo, Sumatera, Indocina, Cina Selatan, Burma, dan Semenanjung malaya. Oleh oleh karena itu jenis ini tak membutuhkan saat hibernasi seperti beruang lain yang tinggal di lokasi empat musim. Beruang madu di zaman dulu di ketahui menyebar hampir di semua benua Asia, tetapi saat ini jadi semakin sedikit populasinya disebabkan fragmentasi habitat.

Makanan Beruang Madu

Beruang madu yaitu binatang omnivora yang mengonsumsi apapun di hutan. Mereka mengonsumsi bermacam buah-buahan serta tanaman hutan hujan tropis, terhitung juga tunas tanaman type palem. Mereka juga mengonsumsi serangga, madu, burung, serta binatang kecil yang lain. Jika beruang madu mengonsumsi buah, biji ditelan utuh, hingga tak rusak, sesudah buang air besar, biji yang ada didalam kotoran mulai berkembang hingga beruang madu memiliki peran yang benar-benar utama sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan serta banyak type lain. Pada lokasi yang sudah diganggu oleh manusia, mereka bakal mengakibatkan kerusakan tempat pertanian, menghancurkan pisang, pepaya atau tanaman kebun yang lain.

Perilaku Beruang Madu

Beruang madu aktif pada malam hari atau dimaksud juga dengan makhluk nokturnal, mereka menggunakan saat di tanah serta memanjat pohon-pohon untuk mencari makanan. Terkecuali betina dengan anaknya, beruang madu biasanya berbentuk soliter. Mereka tak berhibernasi sebagaimana spesies beruang yang lain lantaran sumber pakannya ada selama th.. Dalam sehari seekor beruang madu jalan rata-rata 8 km untuk mencari makanannya. Tingkah laku beruang madu yaitu menggali serta membongkar juga berguna untuk mempercepat sistem penguraian serta daur lagi yang benar-benar utama untuk hutan hujan tropis. Beruang madu juga benar-benar bertindak dalam meregenerasi hutan sebagai penyebar biji buah-buahan, serta populer sebagai pemanjat pohon yang ulung. Sifatnya pemalu, hidup penyendiri, aktif di siang hari dengan keperluan lokasi jelajah yang luas.

Status Konservasi dan Klasifikasi Ilmiah

Konservasi beruang madu tetap benar-benar tidak sering dijalankan. Beruang ini sudah tercatat dalam Appendix I of the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) dari th. 1979 yang menyebutkan bahwasanya mereka tak boleh diburu oleh siapa saja. Riset selanjutnya mengenai beruang madu tengah dikerjakan, terutama tentang dasar-dasar biologis, ekologi, dan perilakunya. Konservasi beruang madu butuh difokuskan pada perlindungan pada habitat hutan, manajemen yang baik pada bidang perlindungan beruang madu, supremasi hukum yang tegas berkenaan dengan pelanggaran pada perlindungan beruang madu, menghentikan perdagangan anggota badan beruang, dan kurangi konflik pada manusia serta beruang madu di wilayah hutan.
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Ursidae
Genus: Helarctos
Horsfield 1825
Spesies: H. malayanus
Nama binomial
Helarctos malayanus
(Raffles, 1821)
Sinonim
Heliarctus Tilesius, 1850 (unjustified emendation)

Ursus malayanus Raffles, 1821
Helarctos euryspilus Horsfield, 1825
Helarctos malayanus Horsfield, 1825
Helarctos anmamiticus Heude, 1901

Badak Jawa / Badak Bercula Satu

Badak Jawa sering kali disebut dengan Badak Bercula Satu kecil ( Rhinoceros sondaicus ) yaitu anggota dari famili Rhinocerotidae serta satu dari lima badak yang mana tetap ada. Badak ini masuk ke genus yang sama juga dengan badak india serta mempunyai kulit bermosaik yang mana mirip baju baja. Badak ini mempunyai panjang antara 3,1 sampai 3,2 m serta tinggi antara 1,4 sampai 1,7 m. Badak ini lebih kecil dari pada badak india serta lebih dekat atau hampir sama besar tubuhnya dengan badak hitam. Ukuran culanya umumnya kurang dari 20 cm, lebih kecil dari pada cula spesies badak yang lain.
Mengenal Badak Jawa Ciri-ciri, Habitat & Populasi Badak Jawa
Mengenal Badak Jawa Ciri-ciri, Habitat & Populasi Badak Jawa

Ciri-ciri Badak Jawa

Badak jawamemiliki ciri lebih kecil dari pada sepupunya, badak india, dan mempunyai besar tubuh yang hampir sama dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa ( terhitung  dari kepalanya ) bisa kian lebih 3,1 sampai 3,2 m dan tingginya bisa mencapai antara 1,4 sampai 1,7 m. Badak dewasa dilaporkan mempunyai berat antara 900 sampai 2.300 kilogram. Penelitian dalam upaya menghimpun pengukuran akurat badak Jawa tak pernah dikerjakan dan bukan hanya prioritas. Tak ada perbedaan besar pada type kelamin, namun badak Jawa betina ukuran tubuhnya bisa semakin besar. Badak di Vietnam lebih kecil dari pada di Jawa menurut penelitian bukti melewati photo dan pengukuran jejak kaki mereka.. 18
Layaknya sepupunya di India, badak jawa mempunyai satu cula ( spesies lain mempunyai dua cula ). Culanya yaitu cula paling kecil dari seluruh badak, umumnya lebih sedikit dari 20 cm dng yang terpanjang selama 27 cm. Badak jawa jarang memakai culanya utk bertarung, namun memakainya utk memindahkan lumpur di kubangan, utk menarik tanaman supaya bisa dimakan, dan buka jalur melewati vegetasi tidak tipis. Badak Jawa mempunyai bibir panjang, atas dan tingginya yang membantunya mengambil makanan. Gigi serinya panjang dan tajam ; saat badak jawa bertempur, mereka memakai gigi ini. Di belakang gigi seri, enam gigi geraham panjang dipakai utk mengunyah tanaman kasar. Layaknya seluruh badak, badak jawa mempunyai penciuman dan pendengaran yang baik namun mempunyai pandangan mata yang jelek. Mereka diperkirakan hidup sepanjang 30 hingga 45 th.. 18
Kulitnya yang sedikit berbulu, memiliki warna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus di pundak, punggung dan pantat. Kulitnya mempunyai pola mosaik alami yang mengakibatkan badak mempunyai perisai. Pembungkus leher badak Jawa lebih kecil dari pada badak india, namun terus membentuk wujud pelana pada pundak. Di karenakan risiko mengganggu spesies terancam, badak jawa dipelajari melewati sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang didapati, dilihat atau di ukur dengan cara langsung.

Populasi Badak Jawa

Badak ini dulu menjadi satu di antara badak di Asia yang sangat banyak menyebar. Walau disebut dengan badak jawa, binatang ini tak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, namun di semua Nusantara, di sepanjang Asia Tenggara serta di India dan Tiongkok. Spesies ini saat ini statusnya amat krusial, dimana cuma sedikit populasi yang bisa ditemukan di alam bebas, serta tak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan merupakan mamalia terlangka yang ada di bumi. Sekitar 40-50 populasi  badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Dan populasi Badak Jawa di alam bebas yang lain terdapat di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dan diperkiraan populasi tak kian lebih delapan ekor pada th. 2007. Menyusutnya populasi badak jawa disebabkan oleh perburuan untuk di ambil culanya, yang amat bernilai pada proses pengobatan tradisional Tiongkok, dan harganya mencapai $30. 000 per kilogram di pasar gelap. Menyusutnya populasi badak ini juga dikarenakan oleh kehilangan habitat, yang terlebih disebabkan oleh perang, layaknya perang Vietnam di Asia Tenggara juga mengakibatkan menyusutnya populasi badak Jawa serta menghambat pemulihan. Tempat yang masih tersisa cuma ada di dua tempat yang telah dilindungi, namun badak jawa tetap ada pada risiko diburu, sensitif pada penyakit serta menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam proses berkembangbiak. WWF Indonesia mengupayakan untuk mengembangkan ke-2 untuk badak jawa di karenakan bila berlangsung serangan penyakit atau bencana alam layaknya tsunami, letusan gunung berapi Krakatau serta gempa bumi, populasi badak jawa dapat segera punah. Disamping itu, di karenakan invasi langkap ( arenga ) serta persaingan dengan populsai banteng untuk ruang dan juga sumber, maka populasinya makin terdesak. Lokasi yang diidentifikasikan aman serta relatif dekat yaitu Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang mana dulu jadi habitat badak Jawa
Taman Nasioanal Ujung Kulon
Taman Nasioanal Ujung Kulon
Badak jawa bisa hidup sepanjang 30-45 th. di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan yang ada di dataran rendah, padang rumput basah serta tempat daratan banjir besar. Badak jawa umumnya memiliki sifat yang tenang, terkecuali pada saat kenal-mengenal serta membesarkan anak, meskipun satu grup terkadang bisa berkumpul di dekat kubangan serta area memperoleh mineral. Badak dewasa tak mempunyai hewan pemangsa sebagai musuhnya. Badak jawa umumnya menjahui manusia, namun dapat menyerang manusia bila ia merasa diganggu. Peneliti serta pelindung alam jarang meneliti binatang itu dengan cara langsung di karenakan kelangkaan mereka serta ada bahaya mengganggu sbuah spesies terancam. Peneliti memakai kamera serta sampel kotoran untuk bisa mengukur kesehatan serta perilaku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari dari pada spesies badak yang lain.

Persebaran dan Habitat Badak Jawa

Perkiraan yang sangat optimistis memperkirakan bahwasanya lebih sedikit dari 100 badak Jawa tetap ada di alam bebas. Mereka di anggap sebagai suatu mamalia yang sangat terancam ; meskipun tetap ada badak Sumatra yang area hidupnya tak dilindungi layaknya badak Jawa, dan sebagian pelindung alam berasumsi mereka mempunyai risiko yang semakin besar. Badak Jawa diketahui tetap hidup di dua area, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan Taman Nasional Cat Tien yang terdapat lebih kurang 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.
Binatang ini dulu menyebar dari Assam dan Benggala ( area tinggal mereka dapat saling melengkapi pada badak Sumatra dan India di area tsb ) ke arah timur hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di wilayah semenanjung Malaya, dan pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Badak Jawa hidup di rimba hujan dataran rendah, rumput tinggi dan area tidur alang-alang yang banyak dng sungai, dataran banjir besar atau tempat basah dng banyak kubangan lumpur. Meskipun dlm histori badak jawa suka tempat rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang lebih tinggi ( di atas 2. 000 m ), yang dikarenakan oleh masalah dan perburuan oleh manusia.
Area hidup badak jawa sudah berkurang sepanjang 3. 000 th. paling akhir, diawali lebih kurang th. 1000 SM, area hidup di utara badak ini meluas ke Tongkok, namun mulai bergerak ke selatan dengan cara kasar pada 0. 5 km per th. di karenakan penetap manusia meningkat di tempat itu. Badak ini mulai punah di India pada dekade awal era ke-20. Badak Jawa diburu hingga kepunahan di semenanjung Malaysia th. 1932. Pada akhir perang Vietnam, badak Vietnam diakui punah selama tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang rimba di Kamboja mengklaim lihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, namun survey pada tempat tsb gagal mendapatkan bukti. Populasi badak Jawa juga barangkali ada di pulau Kalimantan, meskipun spesimen tsb barangkali adalah badak Sumatra, populasi kecil yang tetap hidup disana

Sifat

Badak jawa merupakan binatang yang sifatnya tenang terkecuali saat mereka berkembang biak dan di saat seekor inang mengasuh anaknya. Terkadang mereka dapat berkerumun membentuk grup kecil  di area mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur yaitu karakter umum seluruh badak utk melindungi suhu tubuh dan menolong menghindar penyakit dan parasit. Badak jawa tak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan lebih senang memakai kubangan binatang yang lain atau lubang yang nampak dengan cara alami, yang dapat memakai culanya untuk jadi besar. Area mencari mineral juga amat mutlak di karenakan nutrisi utk badak di terima dari garam. Wilayahi jantan semakin besar dibanding betina dengan besar lokasi jantan 12–20 km² dan lokasi betina yang diperkirakan 3–14 km². Lokasi jantan semakin besar dari pada lokasi wanita. Tak diketahui apakah ada pertempuran teritorial.
Jantan menandai lokasi mereka dengan cara menumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang di buat dengan kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga dipakai untuk berkomunikasi. Bagian spesies badak yang lain mempunyai rutinitas khas buang air besar pada tumpukan kotoran badak besar dan lantas menggoreskan kaki belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa saat buang air besar di tumpukan, tak lakukan goresan. Adaptasi karakter ini diketahui dengan cara ekologi ; di rimba hujan Jawa dan Sumatera, metode ini barangkali tak bermanfaat utk menyebar bau.
Badak jawa mempunyai lebih sedikit nada dari pada badak sumatra ; amat sedikit nada badak jawa yang diketahui. Badak Jawa dewasa tak mempunyai musuh alami tak hanya manusia. Spesies ini, terlebih sekali di Vietnam, yaitu spesies yang melarikan diri ke rimba saat manusia mendekat hingga sukar utk meneliti badak. Saat manusia terlampau dekat dng badak jawa, badak itu dapat jadi agresif dan dapat menyerang, menikam dng gigi serinya di rahang bawah sesaat menikam keatas dng kepalanya. Karakter anti-sosialnya barangkali adalah adaptasi tekanan populasi ; bukti histori mengusulkan bahwa spesies ini dulu lebih berkelompok.

Makanan

Badak jawa merupakan hewan herbivora dan makan berbagai macam spesies tanaman, terlebih tunas, ranting, dedaunan muda dan buah yang jatuh. Umumnya tumbuhan yang disukai oleh spesies ini tumbuh di tempat yang terkena cahaya matahari : pada pembukaan hutan, semak-semak dan jenis vegetasi yang lain tanpa pohon besar. Badak menjatuhkan pohon muda utk meraih makanannya dan mengambilnya dng bibir atasnya yang bisa memegang. Badak Jawa yaitu pemakan yang sangat bisa beradaptasi dari seluruh spesies badak. Badak diperkirakan makan 50 kg makanan /hari. Layaknya badak Sumatra, spesies badak ini membutuhkan garam utk makanannya. Area melacak mineral umum tak ada di Ujung Kulon, namun badak Jawa tampak minum air laut utk nutrisi sama yang diperlukan.

Reproduksi Badak Jawa

Karakter seksual badak Jawa sukar dipelajari di karenakan spesies ini jarang dilihat dengan cara langsung dan tak ada kebun binatang yang mempunyai spesimennya. Badak Jawa Betina mencapai kematangan seksual pada umur 3-4 th. sesaat kematangan seksual jantan pada usia 6. Kemungkinan untuk bisa hamil diperkirakan akan terlihat pada periode 16-19 bln.. Interval kelahiran spesies ini 4–5 th. Empat spesies badak yang lain mempunyai karakter pasangan yang serupa.

Klasifikasi Ilmiah Badak jawa

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/01/Dead_Javan_Rhino.jpg/640px-Dead_Javan_Rhino.jpg
Pemburu Eropa dengan badak Jawa yang terbunuh tahun 1895
Status konservasi
Status iucn2.3 CR.svg
Kritis (IUCN 2.3)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Rhinocerotidae
Genus: Rhinoceros
Spesies: R. sondaicus
Nama binomial
Rhinoceros sondaicus
Desmarest, 1822[2]
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8a/Javan_Rhino_Range.svg/434px-Javan_Rhino_Range.svg.png
Persebaran badak Jawa
Subspesies
Rhinoceros sondaicus annamiticus
Rhinoceros sondaicus inermis (punah)
Rhinoceros sondaicus sondaicus